Guruberbahasa.com-membuktikan simpulan dengan data kepada karya sastra (bukti watak, seting, nilai)
1. Perhatikan kutipan novel di bawah ini!
Aku masih bakal mendengar suara itu apabila kembali ke dalam bilikku yg berdinding bambu. Dalam kantuk maupun dalam jaga hutan bambu yg kini tenggelam dalam pekatnya kegelapan itu masih selalu bisa kuhadirkan sebagi bagian diriku baik batang-batang bambu hijau yg basah, dedaunan yg gugur di bawahnya, bersama gemerisik dedaunan itu ketika angin yg paling perlahanpun mengayunkan batang-batangnya saling bersentuhan. Ketika angin semakin kencang kita bakal mendengar semacam siulan di antara batang-batang yg sesekali terdengar seperti rintihan.
Aku masih bakal mendengar suara itu apabila kembali ke dalam bilikku yg berdinding bambu. Dalam kantuk maupun dalam jaga hutan bambu yg kini tenggelam dalam pekatnya kegelapan itu masih selalu bisa kuhadirkan sebagi bagian diriku baik batang-batang bambu hijau yg basah, dedaunan yg gugur di bawahnya, bersama gemerisik dedaunan itu ketika angin yg paling perlahanpun mengayunkan batang-batangnya saling bersentuhan. Ketika angin semakin kencang kita bakal mendengar semacam siulan di antara batang-batang yg sesekali terdengar seperti rintihan.
Latar yg terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah....
A. Bilik bambu, malam hari, mencekam
B. Hutan bambu, sore hari, menegangkan
C. Pohon bambu, malam hari, menenangkan
D. Bilik bambu, sore hari, sehabis hujan
E. Hutan bambu, pagi hari, mencekam
JAWABAN: A
2. Perhatikan kutipan cerpen berikut ini!
Yamin bersama puluhan massa yg mengejarnya melewati Aisyah. Ia menepi ke beranda sebuah toko sembako. Degup jantungnya berirama cepat. Massa semakin bertambah. Yamin berusaha lari sekencang mungkin. Semburat ketakutan melukis peluh sebiji jagung. Gerobak, tenda, bersama apa saja yg ada di depannya dirubuhkan untuk menghambat laju massa. Sebuah tas tangan metalik terombang-ambing di genggaman. Otaknya berpikit keras untuk keluar dari situasi ini. Kakinya cepat menuju pertigaan di depan.
2. Perhatikan kutipan cerpen berikut ini!
Yamin bersama puluhan massa yg mengejarnya melewati Aisyah. Ia menepi ke beranda sebuah toko sembako. Degup jantungnya berirama cepat. Massa semakin bertambah. Yamin berusaha lari sekencang mungkin. Semburat ketakutan melukis peluh sebiji jagung. Gerobak, tenda, bersama apa saja yg ada di depannya dirubuhkan untuk menghambat laju massa. Sebuah tas tangan metalik terombang-ambing di genggaman. Otaknya berpikit keras untuk keluar dari situasi ini. Kakinya cepat menuju pertigaan di depan.
Sudut pandang penceritaan dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. Orang pertama sebagai narator
B. Orang pertama sebagai tokoh tambahan
C. Orang ketiga sebagai tokoh utama
D. Orang ketiga sebagai narator
E. Orang ketiga sebagai tokoh tambahan
JAWABAN: D
3. Padahal dulu ayahnya orang mampu, bersama pernah mengatakan sesuatu yg semakin menambah sesak dada markoni, bahwa kalau markoni mau sekolah, ayahnya, Tuan Razak, yg adalah seorang Syah Bandar, bersedia membiayai sekolahnya sampai kapan pun.
"Kalau perlu menggadaikan rumah." Terngiang-ngiang dalam telinga markoni kalimat itu.
Tuan Razak ingin sekali markoni mengikuti jejaknya di bidang maritim. markoni dinamai bergitu agar menjadi seorang markonis kapal.
Watak tokoh Tuan Razak dalam cerita tersebut adalah....
A. tinggi hati
B. keras hati
C. rendah hati
D. kecil hati
E. Besar hati
No comments:
Post a Comment