Saturday, December 14, 2019

Cara Menulis Ringkasan/Rangkuman Dengan Benar Beserta Contohnya

Guruberbahasa.com- Cara Menulis Ringkasan/Rangkuman dengan Benar beserta Contohnya

Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi kepada sudut pandang pengarang asli. Perbandingan bagian maupun bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yg singkat itu. Tujuan ringkasan adalah membantu seseorang memahami kepada mengetahui isi sebuah buku maupun karangan.
Dengan membuat ringkasan, seseorang dibimbing kepada dituntun untuk membaca karangan asli dengan cermat kepada menuliskan kembali dengan tepat. Untuk membuat ringkasan yg baik, kita perlu membaca buku maupun karangan asli dengan cermat. Dengan membaca secara cermat, kita bisa menangkap kepada membedakan gagasan utama dengan gagasan tambahan.

Cara Membuat Ringkasan

Beberapa pegangan untuk membuat ringkasan adalah sebagai berikut.

1. Membaca naskah asli untuk menangkap kesan umum kepada sudut pandang pengarang.
2. Mencatat gagasan utama.
3. Membuat reproduksi, yaitu dengan menyusun kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan utama.
4. Ketentuan tambahan:
a. Sebaiknya digunakan kalimat tunggal.
b. Bila mungkin, ringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, rangkaian gagasan diganti dengan gagasan sentral saja.
c. Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan kepada jumlah
topik utama yg bagi dimasukkan dalam ringkasan.
d. Bila mungkin semua keterangan maupun kata sifat dibuang.
e. Pertahankan susunan gagasan asli kepada ringkas gagasan-gagasan tersebut dalam urutan seperti urutan naskah asli.
f. Bila teks asli mengandung dialog, maka harus diubah ke dalam bahasa tak langsung.
g. Penulis harus memperhatikan panjang ringkasan yg dibuat.

CONTOH RINGKASAN BUKU


Berikut ini adalah ringkasan buku yg dipulikasikan oleh Litbang Harian Kompas.

Anak Tunanetra Berprestasi

Inoue Hadir di dunia jauh sebelum waktunya, ketika usia kandungan ibunya memasuki minggu ke-20. Dengan berat 500 gram, ia hanya segenggam tangan orang dewasa, kepala sebesar telur, jarijari tak lebih besar dari tusuk gigi, kepada pinggul sebesar ibu jari. Kalangan medis bertaruh bahwa usianya tak lebih dari seminggu. Namun, perjuangan, kepada asa ibunya yg tegar kepada tak kenal lelah, membuktikan sebaliknya. Inoue bisa bertahan. Kini dalam usia 19 tahun, ia menjadi mahasiswa akademi perawatan. Saat sekolah di SLB tingkat SMA, Inoue – buta sejak usia lima bulan – berhasil menjadi juara lomba mengarang tingkat demam domestik di Jepang. 

Buku ini bertutur tentang perjuangan Inoue untuk belajar berbagai hal. Juga menceritakan pendidikan Jepang kepada ajran ibunya yg begitu keras untuk menjadikan Inoue anak yg mandiri kepada mampu mencapai cita-cita seperti
anak lainnya. Berkat kegigihan kepada kepercayaan bahwa Inoue mampu seperti anak lainnya, sejak kecil Inoue bisa bermain trampolin, demam bertambah sepeda, kepada pergi ke sekolah dengan bus umum. Inoue bercerita bahwa kekerasan sikap sang ibu ini pernah membuatnya ingin bunuh diri. Namun, setelah mendengar kisah pahit masa lalu ibunya, Inoue pun bertekad untuk mempersembahkan yg terbaik kepada membahagiakan ibunya.

Sumber: Kompas, 28 Januari 2007

No comments:

Post a Comment