Guruberbahasa.com- Cara Menulis RESENSI beserta Contoh Resensi Fiksi
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, resentie, yg berarti kupasan alias pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan alias pembahasan tentang buku, film, alias drama yg biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar alias majalah. Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, alias ulasan buku.
Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku. Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat atas kehadiran suatu buku, apakah ada hal yg baru beserta penting alias hanya sekadar mengubah buku yg sudah ada. Kelebihan beserta kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian kemarau netral beserta bukan menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yg becus diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yg memadai, terutama yg berhubungan dengan isi buku yg atas diresensi.
Ada beberapa syarat yg harus dipenuhi dalam penyusunan sebuah resensi.
1 . Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, beserta tebal buku.
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, alias hal yg berhubungan dengan tema alias isi.
3. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4. Harus bermanfaat beserta kepada siapa manfaat itu ditujukan.
CONTOH RESENSI
Membuka Selubung Bangsawan MelayuMembuka Selubung Bangsawan Melayu
Judul buku : Pahlawan beserta Cerita Lainya, Mozaik Melayu Modern.
Judul asli : Heroes and Other Stories
Penulis : Karim Raslan
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tahun : 2006
Tebal : 164 halaman
Judul buku : Pahlawan beserta Cerita Lainya, Mozaik Melayu Modern.
Judul asli : Heroes and Other Stories
Penulis : Karim Raslan
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tahun : 2006
Tebal : 164 halaman
PENDAHULUAN
Kumpulan cerita pendek Karim Raslan menelanjangi kehidupan bangsawan Malaysia. Gaya bahasanya lugas, tajam, bahkan sarkastis.
ISI
Puluhan tahun ia menggenggam rahasia itu. Segala tentang dia luar biasa cerdas, tampan, lajang, beserta santun kecuali, satu hal: kakinya. Satu peristiwa tragis terjadi, sesudah itu sang kaki lumpuh. Nazrin, nama lelaki itu. Ia masih 20-an tahun ketika peristiwa itu terjadi, 30 Mei 1969. Di Penang, waktu ia menemani seorang utusan perdana menteri, aksi kekerasan meletup. Tulang kakinya remuk, sedangkan sang utusan menghilang, menyelamatkan diri, meninggalkan teman yg nestapa.
Kisah bangsawan pengecut yg menjaga citra sebagai lelaki heroik ini ada dalam Para Pahlawan, cerita pendek karya sastrawan-kolumnis Malaysia, Karim Raslan. Sosok yg oleh pengamat Nirwan Arsuka bisa dibandingkan dengan Idrus, penulis Indonesia yg melukiskan zaman merdeka dengan gaya realisme beserta sarkasme dengan 1950-an.
Karim memang bercerita tanpa selubung. Dalam Para Pahlawan, ia membongkar rahasia di ujung cerita: Nazrin beserta si bangsawan bertemu tanpa rencana melalui orang ketiga, yakni putri sang bangsawan, pengagum berat ayahnya sendiri. Dalam cerita lainnya, Tetangga Sebelah, ia menulis tentang Datin Sarina. Ia istri bangsawan yg haus kekuasaan beserta (nyaris) jatuh cinta dengan tetangga barunya yg rupawan. Sampai akhirnya ia menjumpai pujaannya bercinta dengan seorang banci.
Para Pahlawan adalah satu di antara kumpulan cerita pendek Karim Raslan, Pahlawan beserta Cerita Lainnya (terjemahan dari He- roes and Other Stories). Antologi yg memuat delapan kisah: Yang Terkasih, Para Pahlawan, Makan Siang Tahun Baru. Di Jalan Kia Peng, Warisan, Puan Gundik, Sara beserta Perkawinan, Ayo Ke Timur, beserta Tetangga Sebelah.
Pahlawan beserta Cerita Lainnya bercerita tentang banyak aspek kehidupan para bangsawan – semuanya menggiring ke satu titik: hipokrisi aristokrat Melayu. Sosok-sosok yg digambarkannya sering bermain golf alias polo di klub, menenteng tas Louis Vuitton sembari tangan kirinya menjepit rokok Dunhill, beserta senang membanggakan gelar Datuk beserta Datin. Di balik aristokrasi ada kegandrungan atas seks, uang, beserta kuasa.
Karim Raslan memang memiliki ciri khas dalam karya-karyanya, tapi sayangnya ia tak begitu populer di Semenanjung Malaysia. “Tulisannya berbahasa Inggris tinggi beserta tak dimengerti orang Malaysia kebanyakan,” kata Abdul Razak dari Dewan Bahasa Pustaka Malaysia. Selama ini Karim lebih dikenal sebagai kolumnis. Kumpulan tulisan kolomnya agak dibukukan menjadi Ceritalah: Malaysia in Translation yg menjadi buku laris di Malaysia. Juga Journeys Through Southeast Asia: Ceritalah 2. “Saya menulis apa yg saya alami, lihat, beserta temukan dalam riset.
Saya hanya ingin jujur,” kata Karim. Karim Raslan dilahirkan dengan 2 Agustus 1963 di Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Ia memang bercerita di luar arus utama penulis Malaysia. Mungkin pengalamannya tinggal 16 tahun di negara ibunya (Inggris) mem- beri pengaruh dalam gayanya yg blak-blakan. Ia mengambil pendidikan hukum di Inggris beserta menjadi pengacara berlidah
setajam kritiknya di harian-harian berbahasa Cina beserta Inggris di Malaysia yg rutin ditulisnya. PENUTUP
Sejumlah cerita pendek Karim sekarang bisa dibaca dalam Bahasa Indonesia. Yang sedikit mengganggu para pembacanya di sini adalah singkatan-singkatan Malaysia yg acap kali kemarau menonjol tanpa keterangan apa pun. (Istiqomatul Hayati)
No comments:
Post a Comment