Monday, December 23, 2019

Majas Persinifikasi Dengan Novel Sang Pemimpi

Guruberbahasa.com-Personifikasi dalam novel sang pemimpi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang  menggambarkan benda-benda mati maupun barang-barang yg tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi terdapat gaya bahasa personifikasi, yaitu sebagai berikut. 

1) Dataran ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yg dilantakkkan  tenaga dahsyat kataklismik (SP, 1). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena menganggap dataran bisa mencuat dengan keluar dari kulit bumi, jadi seakan-akan dataran bisa keluar sendiri seperti benda hidup.  

2) Sedangkan di belahan yg lain, semburat ultraviolet menari-nari di atas permukaan laut yg bisu berlapis minyak (SP, 1) .Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena semburat ultraviolet diibaratkan seperti benda hidup yg bisa menari-nari di atas permukaan laut, padahl  kalimat tersebut menjelaskan bahwa menggambarkan sinar ultraviolet yg memancarkan sinarnya.  

3) Jantungku berayun-ayun seumpama punchbag yg dihantam beruntun beruntun seorang petinju (SP, 2). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “jantungku” diibaratkan seperti benda hidup yg bisa berayun-ayun, padahal kata berayun-ayun tersebut menggambarkan keadaan jantung yg berdetak kencang.  

4) Pancaran matahari menikam lubang-lubang dinding papan seperti batangan baja stainless, dengan menciptakan pedang cahaya, putih berkilauan, tak terbendung melesat-lesat menerobos sudut-sudut gelap yg pengap. (SP, 4). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “pancaran matahari” diibaratkan sebagai benda hidup, yaitu bisa menikam lubang-lubang dinding papan, padahal kalimat tersebut menggambarkan terik matahari yg sangat panas. 

5) Mendung menutup separuh langit (SP, 4). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “mendung” di atas diibaratkan sebagai benda idup yg bisa menutup langit, padahal kalimat tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya mendung maka separoh langit terlihat gelap.  

6) Kapitalis itu meliuk-liuk pergi seperti dedemit dimarahi raja hantu (SP, 8). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “kapitalis” diibaratkan sebagai benda hidup yg bisa meliuk-liuk, padahal kata “kapitalis” di atas menggambarkan kata sifat.  

7) Maka muncullah bongkahan jambul berbinar-binar (SP, 11). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “jambul” diibaratkan sebagai benda hidup yg bisa berbinar-binar.  

8) Sayangnya, gadis-gadis kecil itu rupanya sudah pernah dikaruniai Sang Maha Pencipta semacam penglihatan yg mampu menembus tulang-tulang. (SP, 12). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “penglihatan” diibaratkan sebagai benda hidup yg mampu menembus tulang-tulang.  

9) Suara peluit menjerit-jerit (SP, 14). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “suara” diibaratkan benda hidup yg bisa berteriak-teriak.  

10) Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas (SP, 18). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena  kata “otakku” diibaratkan hidup yg bisa berputar, tetati kalimat di atas menggambarkan bahwa menggambarkan pikiran yg tidak karuan dengan sangat cemas.  


11) Suara Nyonya Pho kembali menggelegar seperti pengkhotbah di puncak Bukit Golgota (SP, 20). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personfikasi karena suara diibaratkan hidup yg bisa menggelegar seperti pengkhotbah di puncak Bukit Golgota.  

12) Sekarang delapan orang memikul peti dengan peti meluncur menuju pasar pagi yg ramai (SP, 20). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “peti” diibaratkan seperti benda hidup yg bisa meluncur menuju pasar.

No comments:

Post a Comment