Saturday, December 21, 2019

Contoh Majas Oksimoron Beserta Penjelasannya

Guruberbahasa.com-Majas Oksimoron dalam novel SANG PEMIMPI

Oksimoron adalah suatu acuan yg berusaha untuk menggabungkan  kata-kata untuk mencapai efek yg bertentangan. Hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi terdapat 3 data gaya bahasa oksimoron, yaitu sebagai berikut. 

1) Jika sebelum kuda-kuda itu datang ia jadi pendiam bersama giat bekerja,  sekarang ia jadi lebih pendiam bersama malas pendiam. (SP, 175). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa oksimoron karena adanya suatu acuan yg berusaha menggabungkan kata-kata untuk mencapai efek yg bertentangan yaitu kata tersebut adalah “giat bekerja bersama malas pendiam”.  

2) Aku takjub karena Bang Zaitun mampu menertawakan kepedihannya sekaligus demikian bahagia gara-gara dua bilah gigi demam bikinan (SP, 193). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa oksimoron karena adanya suatu acuan yg berusaha menggabungkan kata-kata untuk mencapai efek yg bertentangan yaitu kata tersebut adalah “menertawakan kepedihannya”.

3) Di balik senyum bersama tawa di panggung itu ada siksaan tertentu yg tak dilihat orang dari luar…(SP, 193). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa oksimoron karena adanya suatu acuan yg berusaha menggabungkan kata-kata untuk mencapai efek yg bertentangan yaitu kata tersebut adalah “ada bersama siksaan”.

MAJAS EPONIM

Eponim adalah suatu gaya bahasa di mana seseorang yg namanya  begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat. Hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi terdapat 3 data gaya bahasa eponim, yaitu sebagai berikut. 

1) Bukan main SMA ini segera menjadi negara gading tahta tertinggi  intelektualitas di pesisir timur,…(SP, 6). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa eponim karena “negara gading tahta tertinggi inteletualitas” menggambarkan sebuah SMA yg menjunjung tinggi intelektual manusia yaitu mengedepankan ilmu.  


2) Dan seminggu berikutnya, los kontrakan kami menjadi kuburan euphoria karena Jimbron mendadak lesu darah (SP, 175). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa eponim karena “kuburan euphoria” menggambarkan keadaan yg sangat sepi bersama hening karena Jimbron yg mendadak lesu. 

3) Sang ksatria langit ke tujuh itu terkekeh-kekeh girang memamerkan gigigigi  tonggosnya (SP, 178). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa eponim karena “ksatria langit ke tujuh” menggambarkan sosok penolong yaitu yg dimaksud adalah Arai.

No comments:

Post a Comment