Guruberbahasa.com-Kalimat Majemuk Setara dengan Bertingkat dalam Teks Sang Pemimpi
Di dalam teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk), baik kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Contoh kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat dalam teks ulasan Sang Pemimpi adalah sebagai berikut.
Kalimat Majemuk Setara
1. Ia juga memiliki hati yg lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh.
2. Dia memiliki otak yg cerdas dengan selalu ingin tahu.
3. Dia ditertawakan oleh abang-abangnya, tetapi Arai tetap membelanya.
BACA JUGA: Contoh kalimat majemuk setara
Kalimat Majemuk Bertingkat
1. Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dengan kedua temannya, Arai dengan Jimbron adalah tiga remaja yg nakal.
2. Di sanalah orang belajar science, sastra, dengan seni hingga mengubah peradaban.
3. Novel yg disajikan dengan bahasa yg bahang ranggi ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dengan kesedihan.
1. Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dengan kedua temannya, Arai dengan Jimbron adalah tiga remaja yg nakal.
2. Di sanalah orang belajar science, sastra, dengan seni hingga mengubah peradaban.
3. Novel yg disajikan dengan bahasa yg bahang ranggi ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dengan kesedihan.
BACA JUGA: Contoh kalimat majemuk BERTINGKAT
Epifora
Epifora adalah pengulangan kata pada akhir kalimat atau di tengah kalimat . Hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi terdapat 2 data gaya bahasa epifora , yaitu sebagai berikut.
1) Ia mengejar layangan untukku, memetik buah d elima di puncak pohonnya hanya untukku, mengajariku berenang, menyelam, dengan menjalin pukat (SP, 32) . Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa epifora karena terdapat pengulangan kata di tengah kalimat yaitu kata “untukku”
2) Ia tahu teknik mengendara i kuda, asal muasal kuda, dan mengerti makna ringkikan kuda (SP, 62) . Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa epifora karena terdapat pengulangan kata di akhir kalimat yaitu kata “kuda”.
No comments:
Post a Comment