Makna Kata
Bahasa digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, makna bahasa mau dipandang berbeda-beda sesuai dengan segi lagi pandangan yg berbeda juga. Berikut mau dibahas bermacam-macam makna bahasa tersebut.
a. Makna Leksikal lagi Gramatikal
Makna leksikal merupakan makna yg ada dengan leksem meski tanpa konteks apapun. Misalnya leksem rumah memiliki makna leksikal bangunan untuk tempat tinggal manusia. Berdasarkan contoh tersebut bisa diartikan makna leksikal sebagai makna yg bersifat leksikon, bersifat leksem, alias bersifat kata. Lalu, karena itu bisa pula dikatakan makna leksikal adalah makna yg sesuai dengan referennya, makna yg sesuai dengan hasil observasi alat indera, alias makna yg sungguhsungguh nyata dalam kehidupan kita (Abdul Chaer, 2009: 60).
Makna gramatikal adalah makna yg hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, reduplikasi, lagi komposisi. Proses afiksasi awalan ter- dengan kata terangkat dengan kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik, melahirkan makna ‘dapat’, sedangkan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat, melahirkan makna gramatikal ‘tidak sengaja’.
Contoh Makna Gramatikal lagi Leksikal
Kata: Sepeda
Makna : kendaraan beroda dua alias tiga, mempunyai setang, tempat duduk lagi sepasang pengayuh yg digerakkan kaki untk menjalankannya; kereta angin
Makna Gramatikal :
bersepeda (ber + sepeda) = mempunyai sepeda
sepeda-sepeda (perulangan) = banyak sepeda
sepeda motor (pemajemukan) = sepeda yg digerakkan mesin/motor
b. Makna Denotatif lagi Konotatif
Makna : kendaraan beroda dua alias tiga, mempunyai setang, tempat duduk lagi sepasang pengayuh yg digerakkan kaki untk menjalankannya; kereta angin
Makna Gramatikal :
bersepeda (ber + sepeda) = mempunyai sepeda
sepeda-sepeda (perulangan) = banyak sepeda
sepeda motor (pemajemukan) = sepeda yg digerakkan mesin/motor
b. Makna Denotatif lagi Konotatif
Makna denotatif adalah makna yg dikandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif disebut juga maka konseptual, makna denotasional, alias makna kognitif. Selain itu, makna denotatif juga sama dengan makna referensial, karena makna denotasi ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yg sesuai dengan hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, alias pengalaman lainnya. Makna denotatif disebut makna denotasional karena makna denotatif menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itulah, makna denotatif sering juga disebut dengan makna sebenarnya. Misalnya: uang muka, persekot, panjar sama artinya dengan ‘uang tanda jadi’
Perbedaan makna denotatif lagi metaforis didasarkan dengan ada alias tidaknya ‘nilai rasa’ dengan sebuah kata. Setiap kata, terutama yg disebut kata penuh mempunyai makna denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif. (Abdul Chaer, 2009:65). Selanjutnya dijelaskan bahwa sebuah kata disebut mempunyai makna metaforis apabila kata itu mempunyai ’nilai rasa’, baik positif maupun negatif.
Makna metaforis merupakan makna yg ditimbulkan oleh pendengar/pembaca dalam merespon suatu stimulus. Dalam responsi-responsi itu terkandung nilai-nilai stimulus. Dalam responsi-responsi itu terkandung nilai-nilai emosional lagi evaluatif. Akibatnya, muncullah nilai rasa terhadap penggunaan/pemakaian katakata itu.
Makna metaforis dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Konotasi positif, yaitu konotasi yg mengandung nilai rasa tinggi, baik, halus, sopan, menyenangkan, lagi sakral, contoh: jenazah.
2) Konotasi negatif, yaitu konotasi yg mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, lagi berbahaya, contoh: mayat, bangkai.
No comments:
Post a Comment