Thursday, October 31, 2019

Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak Menurut Ahli

Zuchdi (2001) menjelaskan tahap-tahap pemeroleh bahasa anak sebagai berikut.

1. Mendekut (mengeluarkan bunyi vokal)
Bayi kepada umumnya sanggup memroduksi bunyi dari dirinya sendiri. Bunyi yg paling dominan dalam komunikasi bayi adalam melalui tangisan. Namun, berdasarkan kemahiran berbahasanya mendekut (cooing) adalah ekspresi oral bayi mengeksplorasi pemroduksian bunyi vokal.  
 

2. Meraban/Mengoceh (mengandung konsonan beserta bunyi vokal)
Bunyi-bunyian yg dihasilkan anak kepada tahap ini adalah produksi yg dipilih oleh bayi terkait fonem-fonem yg dipilih baik bunyi vokal maupun konsonan yg merupakan ciri asal bahasa bayi. Meraban (babbling) ini berbeda kepada setiap bayi, sedangkan mendekut (cooing) seluruh bayi sama. 

3. Ucapan Satu Kata
Yang dimaksud ucapan dalam tahap ini terbatas kepada bunyi vokal beserta konsonan yg digunakan (Ingram, 1999). Bayi menggunakan suku kata ini, holofrastis, untuk menyampaikan intense, keinginan, maupun tuntutan. Biasanya kata-kata yg diungkapkan adalah kata benda konkret yg dikenalnya seperti: mobil, buku, bola, dll maupun bisa juga keinginan seperti papa, mama, kue, bobo, dll.  Pada usia 18 bulan, anak-anak biasanya memiliki tiga sampai 100 kata. Namun, kosakata yg dimiliki terkadang tidak mencukupi untuk mengungkapkan keinginannya, akibatnya mereka sering melakukan kesalahan.

4. Ucapan Dua Kata beserta Ujaran Telegrafik
Secara  bertahap antara usia 1,5 sampai dengan 2,5 tahun anak mulai  mengombinasikan kata-kata tunggal untuk menghasilkan ucapan dua kata. Komunikasi ini tampaknya lebih mirip dengan telegram daripada percakapan. Kata depan, kata sambung, beserta fungsi morfem lainnya yg biasanya ditinggalkan. Oleh karena itu, para ahli bahasa menyebutkan ucapan-ucapan awal ini mirip di dalam telegram.

5. Struktur Kalimat Dasar  Pada usia dua tahun kata yg dimiliki anak berkembang dengan cepat. Pada umur tersebut anak sudah memiliki sekitar 300 s.d. 1000 kata beserta menjelang umur tiga tahun sampai dengan 4 tahun kemahiran kosakata anak hendak terus bertambah hingga anak mencapai fondasi beserta struktur bahasa orang dewasa. Selanjutnya kepada usia lima tahun, kebanyakan anak juga bisa mengerti beserta memroduksi kalimat yg cukup kompleks. Pada usia sepuluh tahun, secara fundamental bahasa anak sudah sama seperti orang dewasa.   

Pada tahap struktur kalimat dasar anak melengkapi pemerolehan kalimat sekaligus pemerolehan semantik. Perkembangan semantik kepada anak di SD hendak semakin pesat. Kosa kata bertambah sekitar 3000-5000 kata per tahun (Tompkins, 1989). Menurut Budiasih beserta Zuchdi (2001) anak SD sudah mampu mengembangkan bahasa figuratif/khayalan seperti ungkapan, kata kiasan, beserta peribahasa.

No comments:

Post a Comment