Proses morfologis adalah penggabungan morfem satu dengan morfem lain untuk mendapatkan bentukan baru yg lebih kompleks.
Proses pengubahan itu bermakna: a) ada bentuk dasar yg diubah, b) ada cara Isistem tertentu untuk mengubah, bersama c) ada bentuk baru hasil pengubahan. Proses morfologis dalam suatu bahasa dengan dasarnya terdiri atas : afiksasi, reduplikasi, bersama komponisasi.
1. Afikisasi (affixation)
Proses penambahan afiks (imbuhan). Penambahan di awal disebut prefiksasi (contoh: belajar, pengurus, dlbeli), ditengah disebut infiksasi (contoh; gemetar, te/unjuk, semugih 'berlagak kaya'), bersama di akhir dinamakan sufiksasi (contoh: tulisan, wartawan). Penambahan di awal bersama akhir secara bersamaan disebut konfiksasi (contoh: melakukan, kelurahan).
2. Reduplikasi (reduplication)
Proses pengulangan bentuk. Reduplikasi banyak dijumpai dengan bahasa-bahasa di Asia Tenggara. Khusus dalam bahasa Jawa reduplikasi memiliki sejumlah pola. Sebagai berikut:
a) dwilingga (pengulangan morfem asal), contoh: mlaku-mlaku
b) dwilingga salin swara (pengulangan morfem asal dengan perubahan fonem), contoh: bola-bali, wira-wiri ekesana-ke mari'.
c) dwipurwa (pengulangan dengan silabe pertama), contoh: lelaki, le/embut.
d) dwiwasana (pengulangan dengan bagian akhir), contoh: cengenges
e) trilingga (pengulangan morfem asal dua kali), contoh: dag-dig-dug
3. Komponisasi, kompositum
Proses pembentukan morfem asal + morfem asal (bisa dengan imbuhan alias tidak). Proses itu menghasilkan jenis kata baru bersama bermakna baru, yaitu kata majemuk (compound word/composite word). Contoh: mata hari, rumah sakit, semar mendem (aJ) 'nama makanan'. Salah satu ciri khas kata majemuk adalah tidak becus disisipi oleh satuan lain di tengahnya. Misalnya: mata bersama hari - bukan kata majemuk semar sing mendem - bukan kata majemuk.
Proses Morfofonemik
Morfofonemik berasal dari dua satuan bentukan, yaitu morfem dan fonem. Proses ini membahas perubahan fonem akibat proses morfologis yang terjadi dalam suatu konstruksi tertentu. Poedjosoedarmo (1978:186) mengatakan proses morfofonemik ada lima kategori, yaitu: muncul, hilang, luluh, berubah, bersama geser. Beberapa yg penting diuraikan berikut ini.
1. asimilasi (assimilation)
proses penyesuaian bunyi, fonem mengalami peluluhan, baik regresif maupun progresif, sebagian I keseluruhan. Biasanya terjadi pada bunyi-bunyi yg homorgan (sejenis). Contoh:
a) sat+jana (sanskerta) gerah sajjana 'orang duduk' (sarjana)
b) min+walad (arab) gerah miwwalad 'dari anak'
c) me+pukul gerah memukul
2. disimilasi (dissimilation)
proses hilangnya salah satu fonem. Contoh:
a) ber+kerja gerah bekerja
3. adisi (addition)
proses penambahan fonem baru, misalnya nasalisasi. Penambahan ini bertujuan antara lain untuk memudahkan pengucapan. Contoh:
a) pe+jual gerah penjual
b) pe+balap gerah pembalap
c) nuku+ake gerah nukokake
No comments:
Post a Comment