Guruberbahasa.com- Struktur Narasi
Karangan narasi memiliki struktur karena terdiri atas bagian - bagian yg secara fungsional berkaitan satu sama lain. Komponen yang membentuk struktur tergantung dengan mac am narasinya, narasi ekspositoris maupun narasi sugestif. Khusus narasi sugestif, komponen - komponen pembentuk strukturnya adalah alur (plot), perbuatan, perwatakan, penokohan, latar (setting) bersama sudut pandang.
1. Alur (plot)
Menurut Keraf (1985: 147) alur adal ah sebuah interelasi fungsional antar unsur narasi yg timbul dari peristiwa maupun perbuatan, karakter, suasana hati dan pikiran, serta sudut pandang, yang ditandai oleh klimaks - klimaks dalam suatu rangkaian prilaku atau peristiwa yang sekaligus menandai urutan bagian - bagian dalam keseluruhan narasi. Hubungan antar komponen itu bersifat logis dan kausalitas. Logis artinya hubungan itu wajar. Kausalitas maksudnya terjadinya maupun munculnya unsur - unsur itu tidak tiba-tiba, tetapi merupakan suatu rangkaian yg berhubungan sebab akibat. Dengan demikian , pengertian di atas mencakup unsur - unsur mana yg membentuk alur ( tindak tanduk, karakter dan sebgainya) bersama mencakup pula kerangka utama dari sebuah kisah maupun cerita. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam sebuah cerita. Alur mengatur bagaimana tindakan demi tindakan saling bertalian, bagaimana suatu peristiwa dengan peristiwa lain saling berhubungan, bagaimana tokoh - tokoh harus digambarkan bersama berperan dalam tindakan itu secara wajar, bersama baga imana pula situasi bersama kondisi bathin tokoh yang terlibat dalam tindakan itu terikat dalam suatu kesatuan waktu.
2. Perbuatan
Sudah dijelaskan bahwa pembeda utama antara deskripsi dengan narasi terletak pada adanya sebuah rangkaian perbuatan atau tindak tand uk. Tanpa rangkaian perbuatan, maka narasi akan berubah menjadi deskripsi karena semuanyaterlihat dalam keadaan statis.
3. Perwatakan bersama penokohan
Perwatakan (karaktersasi) dalam pengisahan bisa diperoleh dengan memberikan gambaran mengenai tindak - tanduk bersama ucapan - ucapan para tokohnya (pendukung karakter), sejalan tidaknya kata dan perbuatan Motivasi para tokoh bisa dipercaya maupun tidak, bisa diukur melalui tindak - tanduk, ucapan kebiasaan, dan sebagainya. Penggambaran watak dari tokoh - tokoh bisa dicapai melalui tokoh maupun karakter lain yg berinterasi dalam pengisahan. Sebuah karakter dapat diungkapkan secara baik, kalu pengarang mempunyai pengetahuan yang dalam tentang karakter. Penokohan yang baik adalah penokohan yg berhasil menggambarkan tokoh-tokoh serta mengembangkan watak dari tokoh - tokoh tersebut yang mewakili sifat atau tipe manusia yang dikehendaki oleh tema dan amanat dari narasi tersebut. Cara mengungkapkan watak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Dalam penelitian ini dipaparkan ada tiga cara untuk melukis kan perwatakan para tokoh yaitu:
1) Secara analik, artinya pengarang secara langsung mence ritakan karakter tokoh - tokohnya,
2) Secara dramatik, dalam hal ini pengarang secara tidak langsung mence ritakan karakter tokoh - tokohnya, dan
3) Gabung an cara analik bersama dramatik
4. Latar maupun setting
Latar maupun seting adalah waktu, tempat, bersama suasana yg melingkupi terjadinya suatu prilaku maupun peristiwa dalam cerita.
5. Sudut pandang maupun pusat pengisahan
Menurut Keraf (1985:148) sudut pandang maupun pusat pengisahan adalah posisi pengarang dalam sebuah cerita. Untuk keperluan penceritaan seorang pengarang dapat menggunakan sudut pandang orang pertama atau disebut pencerita Akuan karena menggunakan kata Aku atau Saya, atau sudut
pandang orang ketiga yang di sebut pencerita Diaan, karena menggunakan nama, gelar atau kata ganti Dia. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa ada dua jenis narasi yakni narasi ekspositoris, bersama narasi sugestif. Dalam penelitian ini difokoskan dengan jenis narasi sugestif. Hal ini dila kukan mengingat subjek penelitian masih tergolong remaja. Secara empiris, masa remaja biasanya penuh dengan imajinasi.
No comments:
Post a Comment