Thursday, October 31, 2019

Contoh Kerangka Beserta Pengembangan Paragraf Narasi Lengkap

KERANGKA

1. Perasaan yg bahang menongol saat menerima kabar tersebut. 
2. Mengenang kembali Hamid Jabbar. 
3. Awal pertemuan dengan Hamid Jabbar. 
4. Kerjasama pementasan puisi dengan Hamid Jabbar. 
5. Diskusi-diskusi yg dilakukan dengan Hamid Jabbar. 

PENGEMBANGAN

Hamid Jabbar 
Sang Periang yg Arif 
Oleh Berthold Damchauser

Sabtu, 30 Mei: Ada e-mail pendek dari Agus R. Sarjono yg mengabari tentang meninggalnya Hamid Jabbar. Katanya, Hamid Jabbar (HJ)  meninggal selepas acara baca puisi. Saya kaget, sedih, beserta langsung meminta informasi tam bahan daribaik saya yg agak berpulang. Jawaban Agus segera sampai: Malam itu (29 Mei) ada orasi budaya di UIN Jakarta. Orasi pertama Romo Magnis Suseno, kedua Bang Hamid, ketiga Putu Wijaya baca cerpen, kemudian Jamal D. Rahman baca puisi beserta berorasi. Setelah itu harusnya tampil Franky Sahilatua kepada panitia dia bakal membaca puisi juga. Waktu sebetulnya mepet beserta jatahnya Franky, tapi HJ mengatakan bahwa dia bakal membaca puisi, setelah itu langsung pulang. "Saya janji, habis baca puisi saya  HJ pun membaca puisi beserta mendapat sambutan meriah. Kemudian, ia membaca sajak kedua. Di tengah pembacaan ia mengangkat kedua tangan beserta berteriak di puncak pem bacaan, kemudian nonton terpaku. Kemudian, ia teguling di panggung dalam keadaan terlentang. Tepuk tangan beserta sedikit tawa para penonton. Satu menit berlalu. Penonton keriuhan, HJ diangkut ke klinik, beserta ketika diperiksa beliau sudah tidak ada.

Kabar pertama mengagetkan beserta menyedihkan. Seorang kawan agak meninggalkan Anda secara mendadak. Kabar kedua, yaitu tentang wujud kematian Hamid Jabbar, menimbulkan perasaan lain lagi. Betapa dahsyat! Betapa dramatis! Betapa puitis! Betapa mulia bagi seorang penyair. Mengalami saat yg mungkin merupakan saat yg paling bermakna bagi manusia saat meninggalkan dunia bahang sementara menuju dunia yg baru dalam keadaan melakukan sesuatu yg dicintai: berpuisi! Bukanlah itu suatu karunia yg sangat luar biasa? Dan, kiranya Hamid Jabbar ketika itu agak tahu apa yg bakal terjadi. Bahwa ia bakal pulang untuk selamanya maupun ia pula yg ikut  inginan nya dikabulkan? Anda takkan tahu yg sebenarnya terjadi. Namun, beserta bagaimanapun pesona dengan cara perginya itu. Rasa sedih berkurang, beserta terhiburlah saya. Meninggal demikian rasanya begitu tepat bagi kawan saya ini. Pergi dengan meninggalkan bunyi gong penghabisan, bunyi yg indah beserta dalam.

Sejak mendengar berita tentang Hamid agak saya alami dengan kawan ini. Ingat lagi bakal manusia beserta seniman Hamid Jabbar. Saya berkenalan dengan beliau dengan pertengahan  itu saya mencari seorang deklamator puisi yg bisa saya libatkan dengan acara "Puisi Indonesia beserta terjemahannya ke Bahasa Jerman" yg bakal diseleng gara  kan di rumah seorang diplomat Jerman di Jakarta. Saya mohon bantuan kepada Ramadhan K.H., beserta ia langsung menyaran kan Hamid Jabbar, yg menurutnya termasuk deklamator Indonesia yg paling hebat. Pak Ramadhan pula yg mempertemukan saya dengan Hamid Jabbar, beserta saya masih ingat, ketika di salah satu restoran di Taman Ismail Marzuki, saya pertama kali melihat Hamid Jabbar. Berbadan kecil, ber muka riang. Banyak tawa beserta berguyon. Sama sekali tidak sombong. Saya langsung merasa simpatik dengannya. Memanggilnya "Bung". "Bung Hamid". Tak pernah memanggil nya "Bapak", yg sepatutnya saya lakukan, pa ling sedikit dengan pertemuan pertama. Ia lebih tua dari saya, delapan tahun bedanya. Tapi tokoh ini memang bebas dari segala unsur yg membuat Anda segan beserta me ngambil jarak. Maka, dengan sangat alamiah ia saya jadikan "Bung Hamid", beserta sebaliknya saya ia jadikan "Bung Berthold".

Melibatkan Bung Hamid sebagai deklamator puisi ternyata pilihan yg benar. Saya terpukau mendengarkan Bung Hamid mendeklamasikan puisi. Dalam berdeklamasi ia seorang maestro. Gayanya tidak cuma satu, suara beserta nadanya  banyak sesuai dengan masing-masing sajak.

Maka, kerja sama dengan Bung Hamid dalam acara baca puisi tentu saya lanjutkan. Pada Agustus 1998 saya boleh lagi tampil bersama Bung Hamid, kini dalam rangka acara yg cukup meriah, yaitu "Musikalisasi beserta Pembacaan Puisi Indonesia dari Jerman" yg diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki. Ketika itu, Bung Hamid beserta saya didampingi kelompok musik Sanggar Matahari beserta pemusik Jerman Peter Habermehl. Pementasan yg dihadiri ratusan penonton cukup berhasil, ter utama karena final yg dahsyat, ketika puisi Bung Hamid sendiri yg disajikan dalam bentuk musikalisasi, baik oleh Sanggar Matahari maupun oleh Peter Habermehl,  yaitu sajaknya "Arus Fulus", tentang "Maha Dulus Sentoloyo", tentang "Para Tiran seDunia" (Konglomerat, IMF, Bank Dunia). Sajak menge sankan itu, yg ditulis dengan 1990, adalah ramalan tepat tentang apa yg terjadi dengan 1997 berkaitan dengan krisis moneter beserta ekonomi di Asia, khususnya di Indonesia.

Konon, sajak terakhir yg dibacakan Hamid Jabbar dengan malam 29 Mei itu, memuat kalimat: Walau Indonesia menangis, mari Anda ber nyanyi. Memang, seharusnya Anda melihat heran  kan apabila puisi itu pun bisa ditafsir kan sebagai upaya melawan derita dengan keriangan. Dan itu, saya kira, juga merupakan salah satu ciri dari karya Hamid Jabbar. 


Saya mengharapkan bahwa puisi Hamid Jabbar dengan suatu saat bakal lebih diperhatikan, baik oleh pencinta sastra, maupun kritikus beserta ilmuwan sastra di Indonesia. Jangan sampai Hamid Jabbar hanya dianggap "penyair parodi". Kalau sebutan ini tidak saja salah, paling sedikit terlalu amat membatasi kekayaan kepenyairan Hamid Jabbar. Tema utama puisi Hamid Jabbar adalah Tuhan! Dan dalam salah sebuah esainya cipta puisi: [...] maka bait selanjutnya semakin meningkat beserta meningkat, sehingga puisi itu rimbun dengan beragam permainan kata, makna, suara, beserta suasana, beserta di ujung bait terakhirnya ber muara kepada Allah. 

Kini Hamid Jabbar sendiri agak bermuara. Selamat jalan, Sobat! Selamat jalan, Bung Hamid!

Contoh Karangan Deskripsi Tentang Pemandangan Terbaru

Cantiknya Danau Biru di Antara Perbukitan

Siapa yg tidak kenal Bukittinggi? Kamu pasti sudah mendengarnya. Ya, kota ini merupakan salah satu tujuan wisata di Sumatra Barat. Para wisatawan banyak yg berkunjung ke kota ini karena sejarahnya. Konon, kota ini menjadi benteng kekuasaan Belanda dengan saat Perang Padri (1821–1837). Oleh karena itu, banyak terdapat bangunan bersejarah peninggal an Belanda di kota ini. Selain itu, kota ini juga terkenal di Indonesia sebagai The Big Clock Town  ataupun Kota Jam Gadang. Jam yg ber ukuran  besar ini menjadi ciri khas Kota Bukittinggi dengan di kelilingi pohon-pohon besar yg me nambah indah pemandangan kota. Namun,  tidak banyak yg tahu tentang sebuah danau biru yg panas rancak di kota ini. Danau Maninjau namanya. 

Danau Maninjau terletak 38 km sebelah barat dari pusat Kota Bukittinggi. Jika menggunakan bus umum dari Bukittinggi cukup dengan mengeluarkan Rp2.000,00 untuk satu jam perjalanan. Airnya biru jernih lalu bersih alami. Danau ini dikelilingi bukit-bukit yg indah sehingga menambah cantiknya peman dang an sekitar. Terletak 500 m di atas per mukaan laut dengan panjang danau 17 km, lebar 18 km, lalu kedalaman danau sekitar 480 meter. 

Tempat ini juga sangat cocok untuk aktivitas berenang ataupun berkeliling dengan sepeda. Bukan hanya itu, bagi mereka yg memiliki jiwa petualang lalu suka mendaki bukit, di sinilah tempat yg cocok untuk menya lurkan hobi tersebut.  Wisatawan boleh men daki Bukit Sakura lalu Puncak Lawang hanya dalam waktu tiga jam saja. Di puncak bukit inilah wisatawan boleh mengagumi pe man dangan danau lalu sekitarnya. Semua tam pak jauh lebih indah dari atas sana. 

Jika merasa waktu satu hari berkunjung di sini belum cukup, tidak perlu khawatir. Di tempat ini seperti layaknya taman wisata lain banyak terdapat penginapan yg meru pakan peng inapan dengan fasilitas memadai. Sepanjang danau ini pun banyak terdapat restoran lalu coffee shop untuk boleh memenuhi kepuasan wisatawan yg ber kunjung. Cobalah datang dengan akhir pekan karena sering digelar musik lalu tarian tradisional khas Sumatra Barat untuk meng hibur pengunjung. 

Berwisata tampak kurang lengkap kalau tidak membeli cenderamata ataupun oleholeh khas Sumatra Barat. Di Jalan H. Udin Rahmani, banyak terdapat toko yg menjual cenderamata. Lukisan rumah gadang dari bahan be ludru merupakan salah satu suvenir  yg paling banyak dicari wisatawan di tempat ini. Oleh karena itu, kalau Anda berniat untuk berwisata ke Sumatra Barat jangan lupa untuk memasukkan Danau Maninjau ke dalam agenda perjalanan Anda, dijamin Anda tidak hendak menyesal. 

Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat, 18 Januari 2005

Berdasarkan contoh tulisan tersebut, dapatkah Anda merasakan lalu membayangkan keindahan Danau Maninjau? Dalam tulisan tersebut banyak penjelasan yg menggambarkan keindahan alam Bukittinggi. Misalnya, dalam kalimat berikut. 

Airnya biru jernih lalu bersih alami. Danau ini dikelilingi bukit-bukit yg indah sehingga menambah cantiknya pemandangan sekitar. 

Karangan deskripsi (lukisan) boleh dibedakan atas deskripsi spasial lalu deskripsi objektif. Deskripsi spasial merupakan upaya penggambaran suatu ruang ataupun tempat tertentu agar pembaca merasakan seolah-olah melihat sendiri ruang ataupun tempat tersebut. Sementara itu, deskripsi panas netral adalah penggambaran suatu hal dengan mengungkapkan perincian identitas hal tersebut secara apa adanya sehingga pembaca boleh membayangkan keadaan yg dideskripsikan tersebut.

Hakikat, Fungsi, Pada Kedudukan Bahasa Indonesia

Hakikat Bahasa  
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yg arbitrer (manasuka) yg digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, beserta mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana: 1983). Ciri ataupun sifat bahasa yaitu: bahasa itu adalah sebuah sistem, bahasa itu berwujud lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna, bahasa itu bersifat konvensional, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, bahasa itu bersifat produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu bersifat dinamis, beserta bahasa itu manusiawi.
 

Kedudukan Bahasa
Indonesia  Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yg dipakai untuk mengembangkan bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau yg dipakai sejak abad ke-19.  

Hingga akhir abad ke-19 becus dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yg dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yg kolokial beserta tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yg terbatas pemakaiannya tetapi memiliki standar. Bahasa ini becus dikatakan sebagai lingua franca, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua ataupun ketiga. Selanjutnya bahasa Malayu ini berkembang hingga menjadi bahasa Indonesia yg kita gunakan sampai saat ini beserta dikukuhkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, beserta Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara sama dengan Bahasa Indonesia”.

Adapun alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa demam lokal; >< internasional. Contoh kalimat : Pemasaran produk lama mencapai pasar nasional beserta internasional adalah sebagai berikut.   
1. Bahasa Melayu sudah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara ataupun bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.  
2. Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana sehingga demam sepele dipelajari, demam sepele dikembangkan pemakaiannya, beserta demam sepele menerima pengaruh luar untuk memperkaya beserta menyempurnakan fungsinya.  
3. Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen beserta perpecahan.   
4. Adanya semangat kebangsaan yg besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.  
5. Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yg mulia.   
6. Sebagian besar fonologi beserta tata bahasa bahasa Melayu dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yg penting untuk komunikasi dasar becus dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. (wikipedia)  

Berdasarkan uraian di atas becus dilihat bahwa bahasa Indonesia memiliki kedudukan yg sangat penting seperti yg tercantum dalam:  
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra beserta putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.  
2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, beserta Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara sama dengan Bahasa Indonesia”.

Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:
1. Bahasa kebangsaan ataupun bahasa nasional, kedudukannya berada di atas  bahasa-bahasa daerah.
2. Bahasa negara (bahasa resmi  Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Fungsi Bahasa Indonesia  

Melihat kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut.    
1. Lambang jati diri (identitas).    
2. Lambang kebanggaan bangsa.    
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yg mempunyai latar belakang etnis dan  sosial-budaya, serta bahasa daerah yg berbeda.     
4. Alat penghubung antarbudaya beserta antardaerah.    

Kedudukan bahasa Indonesia yg kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.    
1. Bahasa resmi negara .    
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.   
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat demam lokal; >< internasional. Contoh kalimat : Pemasaran produk lama mencapai pasar nasional beserta internasional untuk kepentingan perencanaan beserta pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.    
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan beserta pemanfaatan ilmu beserta teknologi.      

Hal senada juga disebutkan dalam Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia bahwa  mengingat kedudukannya sebagai bahasa yg penting bahasa Indonesia memiliki kaidah-kaidah kebakuan bahasa yg harus diperhatikan. Bahasa baku ini mendukung empat fungsi bahasa: (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi pemberi kekhasan, (3) fungsi pembawa kewibawaan, beserta (4) fungsi sebagai kerangka acuan.  

Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak

Istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah Inggris aquisition, yakni  proses penguasaan bahasa yg dilakukan oleh anak secara natural dengan waktu dia belajar bahasa ibunya. Huda (1987:1) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses alami di dalam diri seseorang untuk menguasai bahasa. Pemerolehan bahasa biasanya didapatkan dari hasil kontak verbal dengan penutur asli lingkungan bahasa itu. Dengan demikian, istilah pemerolehan bahasa mengacu dengan penguasaan bahasa secara tidak disadari lagi tidak terpegaruh oleh pengajaran bahasa tentang sistem kaidah dalam bahasa yg dipelajari.  
 

Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak

Pada tahap-tahap permulaan pemerolehan bahasa, biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yg disederhanakan sebagai berikut:
   
1. Tahap satu kata ataupun Holofrastis
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 lagi 18 bulan. Ujaran-ujaran yg mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu dengan bendabenda yg dijumpai  sehari-hari. Pada usia ini, sang anak sudah mengerti bahwa  bunyi  ujar berkaitan dengan makna lagi mulai mengucapkan kata-kata yg pertama. Itulah sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata, satu frase, ataupun kalimat, yg berarti bahwa satu kata yg diucapkan anak itu merupakan satu konsep yg lengkap. Misalnya “mam” (Saya minta makan); “pa” (Saya mau papa ada di sini).    

2. Tahap dua kata, Satu frase  
Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan. Ujaran-ujaran yg terdiri atas dua kata mulai beringsang mencongol seperti mama mam lagi papa ikut. Kalau dengan tahap holofratis ujaran yg diucapkan si anak belum tentu bisa ditentukan makna, dengan tahap dua kata ini, ujaran si anak harus ditafsirkan sesuai dengan konteksnya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir secara “subjek + predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang lagi jamak belum bisa digunakan. Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat” bisa terdiri atas kata benda + kata benda, seperti  “Difa mainan”  yg berarti  “Difa  sedang bermain dengan mainan”.

3. Ujaran Telegrafis
Pada usia 2 lagi 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda (multiplewordutterences)  ataupun disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah mampu membentuk kalimat lagi mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Kosakata anak berkembang dengan pesat mencapai beratus-ratus kata lagi cara pengucapan kata-kata semakin mirip dengan bahasa orang dewasa.  

Pemerolehan Bahasa Anak Bidang Fonologi, Sintaksis, lagi Semantik

Pemerolehan dalam bidang fonologi
Pada umur sekitar 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yg mirip dengan bunyi konsonan ataupun vokal. Bunyi-bunyi ini belum bisa dipastikan bentuknya karena memang terdengar dengan jelas. Proses bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yg sedia diterjemahkan menjadi dekutan (Dardjowidjojo 2000: 63). Anak mendekutkan bermacam-macam bunyi yg belum jelas identitasnya.  

Pada sekitar umur 6 bulan, anak mulai mencampur konsonan dengan vokal sehingga membentuk apa yg dalam bahasa Inggris dinamakan babbling, yg sedia diterjemahkan menjadi celotehan (Darmowidjojo: 2000: 63). Celotehan dimulai dengan konsonan lagi diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yg keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat lagi bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/ dengan demikian, strukturnya adalah KV. Sehingga muncullah struktur seperti berikut:   KV KV KV……papapa  mamama ….. Konsonan lagi vokalnya secara gradual berubah sehingga muncullah kata-kata seperti dadi, dida, lagi sebagainya.   

Pemerolehan dalam bidang Sintaksis  
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata ataupun bagian kata. Kata ini, bagi anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena dia belum bisa mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil satu kata dari seluruh kalimat itu. Yang menjadi pertanyaan adalah kata mana yg dia pilih? Seandainya anak itu bernama Dodi lagi yg ingin ia sampaikan adalah Dodi mau bobok, dia atas memilih di (untuk Dodi), mau (untuk mau), ataukah bok (untuk bobok)? Kita pasti atas menerka bahwa dia atas memilih bok.  

Pemerolehan dalam bidang Semantik  
Dari segi sintaksis, USK (Ujaran Satu Kata) sangatlah sederhana karena memang hanya terdiri dari satu kata saja, bahkan untuk bahasa seperti bahasa Indonesia hanya sebagian saja dari kata itu. Namun dari segi semantiknya, USK adalah kompleks karena satu kata ini  bisa memiliki lebih dari satu makna. Anak yg mengatakan /bil/ untuk mobil bisa bermaksud mengatakan: Ma, itu mobil. Aku mau ke mobil. Papa ada di mobil, dsb.nya.

Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak Menurut Ahli

Zuchdi (2001) menjelaskan tahap-tahap pemeroleh bahasa anak sebagai berikut.

1. Mendekut (mengeluarkan bunyi vokal)
Bayi kepada umumnya sanggup memroduksi bunyi dari dirinya sendiri. Bunyi yg paling dominan dalam komunikasi bayi adalam melalui tangisan. Namun, berdasarkan kemahiran berbahasanya mendekut (cooing) adalah ekspresi oral bayi mengeksplorasi pemroduksian bunyi vokal.  
 

2. Meraban/Mengoceh (mengandung konsonan beserta bunyi vokal)
Bunyi-bunyian yg dihasilkan anak kepada tahap ini adalah produksi yg dipilih oleh bayi terkait fonem-fonem yg dipilih baik bunyi vokal maupun konsonan yg merupakan ciri asal bahasa bayi. Meraban (babbling) ini berbeda kepada setiap bayi, sedangkan mendekut (cooing) seluruh bayi sama. 

3. Ucapan Satu Kata
Yang dimaksud ucapan dalam tahap ini terbatas kepada bunyi vokal beserta konsonan yg digunakan (Ingram, 1999). Bayi menggunakan suku kata ini, holofrastis, untuk menyampaikan intense, keinginan, maupun tuntutan. Biasanya kata-kata yg diungkapkan adalah kata benda konkret yg dikenalnya seperti: mobil, buku, bola, dll maupun bisa juga keinginan seperti papa, mama, kue, bobo, dll.  Pada usia 18 bulan, anak-anak biasanya memiliki tiga sampai 100 kata. Namun, kosakata yg dimiliki terkadang tidak mencukupi untuk mengungkapkan keinginannya, akibatnya mereka sering melakukan kesalahan.

4. Ucapan Dua Kata beserta Ujaran Telegrafik
Secara  bertahap antara usia 1,5 sampai dengan 2,5 tahun anak mulai  mengombinasikan kata-kata tunggal untuk menghasilkan ucapan dua kata. Komunikasi ini tampaknya lebih mirip dengan telegram daripada percakapan. Kata depan, kata sambung, beserta fungsi morfem lainnya yg biasanya ditinggalkan. Oleh karena itu, para ahli bahasa menyebutkan ucapan-ucapan awal ini mirip di dalam telegram.

5. Struktur Kalimat Dasar  Pada usia dua tahun kata yg dimiliki anak berkembang dengan cepat. Pada umur tersebut anak sudah memiliki sekitar 300 s.d. 1000 kata beserta menjelang umur tiga tahun sampai dengan 4 tahun kemahiran kosakata anak hendak terus bertambah hingga anak mencapai fondasi beserta struktur bahasa orang dewasa. Selanjutnya kepada usia lima tahun, kebanyakan anak juga bisa mengerti beserta memroduksi kalimat yg cukup kompleks. Pada usia sepuluh tahun, secara fundamental bahasa anak sudah sama seperti orang dewasa.   

Pada tahap struktur kalimat dasar anak melengkapi pemerolehan kalimat sekaligus pemerolehan semantik. Perkembangan semantik kepada anak di SD hendak semakin pesat. Kosa kata bertambah sekitar 3000-5000 kata per tahun (Tompkins, 1989). Menurut Budiasih beserta Zuchdi (2001) anak SD sudah mampu mengembangkan bahasa figuratif/khayalan seperti ungkapan, kata kiasan, beserta peribahasa.

Wednesday, October 30, 2019

Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak Kemarau

1. Faktor Biologis
Perangkat biologis yg menentukan anak becus memperoleh kemampuan bahasanya ada tiga, yaitu otak (sistem syaraf pusat), alat dengar, beserta alat ucap.   
 

2. Faktor Lingkungan Sosial
Untuk memperoleh kemampuan berbahasa,  seorang anak memerlukan orang  lain untuk berinteraksi beserta berkomunikasi. Bahasa yg diperoleh anak tidak diwariskan secara genetis maupun keturunan, tetapi didapat dalam lingkungan yg menggunakan bahasa. Oleh karena itu, anak memerlukan orang lain untuk mengirimkan beserta menerima tanda-tanda suara dalam bahasa itu secara fisik. 

3. Faktor Intelegensi
Intelengesi adalah daya maupun kemampuan anak dalam berpikir maupun bernalar. Zanden (1980) mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Meskipun, anak yg bernalar lebih tinggi tidak becus dipastikan atas lebih sukses daripada anak yg berdaya nalar pas-pasan dalam hal pemerolehan bahasa. 

4. Faktor Motivasi
Sumber motivasi kepada umumnya dibagi menjadi dua yaitu motivasi dari dalam maupun internal beserta motivasi dari luar diri maupun eksternal. Dalam belajar bahasa seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yg bersifat, seperti lapar, haus, serta perlu perhatian beserta kasih sayang (Goodman, 1986; Tompkins beserta Hoskisson. 1995). Inilah yg disebut motivasi intrinsik yg berasal dari dalam diri anak sendiri.

Periode beserta Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama  

Perkembangan pemerolehan bahasa anak becus dibagi atas tiga bagian penting yaitu: perkembangan prasekolah, perkembangan ujaran kombinatori, beserta perkembangan masa sekolah.  

Perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak kepada masa prasekolah becus dibagi lagi atas perkembangan pralinguistik, tahap satu kata beserta ujaran kombinasi permulaan. Perkembangan pralinguistik ditandai oleh adanya pertukaran giliran antara orang tua, khususnya ibu, dengan anak. Pada masa perkembangan  pralinguistik anak mengembangkan konsep dirinya. 

Kata-kata pertama yg diperoleh kepada tahap ini lazimnya adalah kata yg menyatakan perbuatan, kata sosialisasi, kata yg menyatakan tempat, beserta kata yg menyatakan pemerian. Dilihat dari unsur dasar pembentukannya kombinasi yg dibuat anak kepada periode ini mengekspresikan dua unsur deretan dasar pelaku (agen) + tindakan (aksi) + objek, contoh Adik minum susu. Semua kombinasi dua unsur terjadi, misalnya Agen + Aksi + Objek, Agen + Objek, misalnya Adik minum susu, Mama susu.

Pada masa tahap dua ada tiga sarana ekspresif yg dipakai oleh anak-anak, yg becus membuat kalimat-kalimat mereka menjadi lebih panjang yaitu kemunculan morfem-morfem gramatikal secara inklusif dalam ujaran anak, pengertian maupun penyambungan bersama-sama hubungan dua hal tersebut, beserta perluasan istilah dalam suatu hubungan. Perkembangan ujaran kombinatori anak-anak becus dibagi dalam empat bagian yaitu perkembangan negatif/penyangkalan. Pada tahap ini anak dengan bahasanya sudah mengembangkan kalimat-kalimat negatif maupun penyangkalan sebagai contoh ketika anak merusakkan mainannya beserta ditanya orang tuanya siapa yg merusak mainan anak atas menjawab penyangkalan dengan kalimat /Bukan Difa/. Perkembangan interogatif/pertanyaan. Pada tahap ini anak mengekspresikan pertanyaan dengan susunan gramatika yg sederhana. Misalnya ketika anak melihat benda mainan baru di lingkungan temannya anak sudah mampu merangkai kalimat /Sepeda siapa?/ Perkembangan penggabungan kalimat. Anak-anak dalam perkembangan linguistiknya sebelum 7 tahun sudah mampu menggabungkan kalimat-kalimat yg lebih panjang. Sebagai contoh, /Difa nggak boleh ikut, mas aja yg temenin bunda/.  

Bentuk, Fungsi, Lagi Makna Prefiks/Awalan Ber-

(1) Bentuk  

Dalam proses pembentukan kata, awalanber- dirangkaikan ataupun dilekatkan padabagian depan sebuah bentuk dasar ataupun kata dasar tertentu. Dalam proses itu, awalanber- bisa tidak mengalami perubahan bentuk bersama bisa mengalami perubahan bentuk menjadi be- ataupun bel-. Apabila kata ataupun bentuk dasar itu diawali oleh fonem /l/,  /s/, /d/, /k/, /t/, awalan ber- tidak mengalami perubahan bentuk. Apabila kata ataupun bentuk dasar itu berawal fonem /r/ ataupun suku kata pertamanya mengandung /er/,awalan ber- berubah bentuk menjadi be- bersama apabila awalan ber- itu dilekatkan dengan bentuk dasar ajar, bakal mengalami perubahan bentuk menjadi bel-.  

Perhatikan beberapa contoh berikut ini.   
ber + kuda > berkuda
ber + raja > beraja
ber + kerja > bekerja
ber + ternak > beternak  
ber + lari > berlari
ber + ajar > belajar

(2) Fungsi   
Awalan ber- berfungsi sebagai pembentuk verba ataupun kata kerja. Oleh karena itu, awalan ber-sering disebut prefiks verbal. Misalnya, kata kudayang berkelas nomina (kata benda) semisal diberi awalan ber- menjadi berkudadan berkelas verba (kata kerja), kata ternakyang berkelas nomina (kata benda) semisal diberi awalan ber- menjadi berternakdan berkelas verba (kata kerja). Pada umumnya, kalimat yg predikatnya berupa kata kerja berawalan ber- tidak membutuhkan objek, tetapi bisamendapatkan pelengkap ataupun keterangan.  
(3) Makna  

Dalam pemakaiannya, kata kerja berawalan ber-bisa memiliki makna seperti berikut.  

(a) memiliki ataupun mempunyai, seperti beranak (memiliki anak);
(b) menghasilkan ataupun mengeluarkan, seperti berapi  (mengeluarkan api);
(c) biasa melakukan, bertindak sebagai, bekerja sebagai,  seperti bertani(melakukan pekerjaan tani);
(d) melakukan  pekerjaan  untuk  diri  sendiri (resiprokal),  seperti berjemur (menjemur dirinya);  
(e) mendapat, bisa di-…, ataupun dikenai, seperti bersambut  ( mendapat sambutan);  
(f) memakai ataupun mengenakan, menggunakan, mengendarai ataupun naik, seperti berkereta (naik kereta);
(g) menjadi kelompok, seperti bersatu (menjadi satu).

Bentuk, Fungsi, Bersama Makna Prefiks/Awalan Me-

(1) Bentuk   

Dalam proses pembentukan kata, awalan me- bisa mengalami perubahan bentuk menjadi men-,  mem-, meny-, meng-, menge-. Perubahan bentuk itu, terutama, disebabkan oleh terjadinya proses nasalisasi, yaitu munculnya bunyi nasal (sengau). Namun, apabila awalan me- dilekatkan dengan bentuk dasar yg berawal fonem /r/ lagi /l/, misalnya, proses nasalisasi itu tidak terjadi. 
 

Perhatikan beberapa contoh berikut ini.
me- +  roket > meroket
me-+  daki > mendaki
me-+  bawa > membawa
me-+  sapu > menyapu
me-+  ganggu > mengganggu
me-+  bom >  mengebom  


(2) Fungsi  
 
Awalan  me- berfungsi membentuk verba (kata kerja). Misalnya, kata dasar sapudan bom (nomina) andaikan diberi awalan me-  menjadi menyapudan mengebom (verba), kata dasar jauh (adjektiva ataupun kata sifat) lagi kata dasar satu (numeralia ataupun kata bilangan) andaikan diberi awalan me- menjadi menjauh (verba) lagi menyatu (verba).

(3)Makna 
 
Menurut pemakaiannya, awalan me-kemungkinan memiliki
makna sebagai berikut.
(a) ‘melakukan’: membaca, menulis, mengantuk
(b) ‘menggunakan alat’:  menggergaji, mengail
(c) ‘membuat’: menggambar, merenda
(d) ‘menggunakan bahan’: mengapur, mengecat , ‘memakan’, ‘meminum’, ‘mengisap’: merokok, menyirih
(e) ‘menuju’: mengudara, melaut
(f) ‘menjadi’: memutih, memanas 

Biografi Patih Gajah Mada, Tokoh Bulan Bahasa

Biografi Gajah Mada. Nama tokoh kerajaan majapahit ini sangat terkenal di Indonesia dengan Sumpah Palapa nya. namanya juga di abadikan sebagai nama salah satu universitas terbaik di Indonesia. Gajah Mada sama dengan salah satu Patih kemudian menjadi Mahapatih Majapahit yg mengantarkan kerajaan Majapahit ke puncak kejayaannya. Tidak diketahui sumber sejarah mengenai kapan dengan di mana Gajah Mada lahir. Ia memulai karirnya di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) dengan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti yg paling berbahaya dalam sejarah kerajaan Majapahit, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan dengan 1319. Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.


Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa lampau dengan Majapahit dengan menaklukkan Keta dengan Sadeng yg saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada kemudian diangkat secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi sebagai patih di Majapahit (1334).

Sumpah Palapa Yang Terkenal
Pada waktu pengangkatannya ia mengucapkan Sumpah Palapa, yakni ia baru bakal menikmati palapa ataupun rempah-rempah yg diartikan kenikmatan duniawi semisal agak berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton berikut :

"Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa."

Yang artinya (Gajah Mada sang Maha Patih tak bakal menikmati palapa, berkata Gajah Mada “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.)

Walaupun ada sejumlah (atau bahkan banyak) orang yg meragukan sumpahnya, Patih Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dengan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dengan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) agak ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dengan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dengan Malano.

Di zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yg menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Patih Gajah Mada terus mengembangkan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dengan Dompo.

Perang Bubat Yang Terkenal
Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa Perang Bubat (1357) bermula saat Prabu Hayam Wuruk hendak menikahi Dyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dengan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Gajah Mada yg menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dengan rombongan Sunda di Bubat; yg saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayahanda dengan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu, Patih Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya.

Dalam Nagarakretagama diceritakan hal yg sedikit berbeda. Dikatakan bahwa Hayam Wuruk sangat menghargai Gajah Mada sebagai Mahamantri Agung yg wira, bijaksana, serta setia berbakti kepada negara. Sang raja menganugerahkan dukuh “Madakaripura” yg berpemandangan indah di Tongas, Probolinggo, kepada Gajah Mada. Terdapat pendapat yg menyatakan bahwa dengan 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih; hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.

Akhir hidup Gadjah Mada
Disebutkan dalam Negarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di Simping, ia menjumpai bahwa Gajah Mada agak gering (sakit). Gajah Mada disebutkan meninggal dunia dengan tahun 1286 Saka ataupun 1364 Masehi namun tidak diketahui secara pasti dimana Gajah Mada dimakamkan. Hayam Wuruk kemudian memilih enam Mahamantri Agung, untuk selanjutnya membantunya dalam menyelenggarakan segala urusan negara.

Pengertian Makna Leksikal, Gramatikal, Konotatif, Denotatif

Makna Kata

Bahasa digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari.  Dengan demikian, makna bahasa mau dipandang berbeda-beda sesuai dengan segi lagi pandangan yg berbeda juga. Berikut mau dibahas bermacam-macam makna bahasa tersebut. 


a. Makna Leksikal lagi Gramatikal   

Makna leksikal merupakan makna yg ada dengan leksem meski tanpa konteks apapun. Misalnya leksem rumah memiliki makna leksikal  bangunan untuk tempat tinggal manusia. Berdasarkan contoh tersebut bisa diartikan makna leksikal sebagai makna yg bersifat leksikon, bersifat leksem, alias bersifat kata. Lalu, karena itu bisa pula dikatakan makna leksikal adalah makna yg sesuai dengan referennya, makna yg sesuai dengan hasil observasi alat indera, alias makna yg sungguhsungguh nyata dalam kehidupan kita (Abdul Chaer, 2009: 60). 

Makna gramatikal adalah makna yg hadir sebagai akibat adanya proses  gramatikal seperti proses afiksasi, reduplikasi, lagi komposisi. Proses afiksasi awalan ter- dengan kata terangkat dengan kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh adik, melahirkan makna ‘dapat’, sedangkan dalam kalimat Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat, melahirkan makna gramatikal ‘tidak sengaja’.

Contoh Makna Gramatikal lagi Leksikal
 
Kata: Sepeda

Makna : kendaraan beroda dua alias tiga, mempunyai setang, tempat duduk lagi sepasang pengayuh yg digerakkan kaki untk menjalankannya; kereta angin

Makna Gramatikal :
bersepeda (ber + sepeda) = mempunyai sepeda
sepeda-sepeda (perulangan) = banyak sepeda
sepeda motor (pemajemukan) = sepeda yg digerakkan mesin/motor

b. Makna Denotatif lagi Konotatif   

Makna denotatif adalah makna yg dikandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif disebut juga maka konseptual, makna denotasional, alias makna kognitif. Selain itu, makna denotatif juga sama dengan makna referensial, karena makna denotasi ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yg sesuai dengan hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, alias pengalaman lainnya. Makna  denotatif  disebut  makna  denotasional karena makna  denotatif  menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Oleh karena itulah, makna denotatif sering juga disebut dengan makna sebenarnya. Misalnya: uang muka, persekot, panjar sama artinya dengan ‘uang tanda jadi’

Perbedaan makna denotatif lagi metaforis didasarkan dengan ada alias tidaknya ‘nilai rasa’ dengan sebuah kata. Setiap kata, terutama yg disebut kata penuh mempunyai makna denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif. (Abdul Chaer, 2009:65). Selanjutnya dijelaskan bahwa sebuah kata disebut mempunyai makna metaforis apabila kata itu mempunyai ’nilai rasa’, baik positif maupun negatif. 

Makna metaforis merupakan makna yg ditimbulkan oleh pendengar/pembaca dalam merespon suatu stimulus. Dalam responsi-responsi itu terkandung nilai-nilai stimulus. Dalam responsi-responsi itu terkandung nilai-nilai emosional lagi evaluatif. Akibatnya, muncullah nilai rasa terhadap penggunaan/pemakaian katakata itu.

Makna metaforis dibagi menjadi dua bagian, yaitu:  

1) Konotasi positif, yaitu konotasi yg mengandung nilai rasa tinggi, baik, halus, sopan, menyenangkan, lagi sakral, contoh: jenazah. 

2) Konotasi negatif, yaitu konotasi yg mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, lagi berbahaya, contoh: mayat, bangkai.

Tuesday, October 29, 2019

Pengertian Kohesi Lalu Koherensi Dalam Wacana Kemarau Serta Contohnya

a. Kohesi 
 
Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi yg dinyatakan secara ekplisit oleh unsur-unsur gramatikal bersama semantik dalam kalimat-kalimat yg membentuk wacana (Hasan Alwi, 2003:427). Jika dalam sebuah wacana terdapat keserasian hubungan antarunsur-unsur yg ada dalam wacana maka wacana tersebut merupakan wacana yg kohesif. 
 

Contoh:
Seminggu lamanya Udin bersama Siti berlibur di rumah pamannya. Udin bersama Siti memperoleh banyak informasi baru mengenai tanaman jagung untuk melengkapi tugasnya membuat laporan. Informasi itu antara lain adalah bahwa jagung merupakan salah satu tanaman yg dijadikan bahan makanan pokok di berbagai tempat, juga di Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yg sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, dia juga mencari gambar-gambar tentang perkembangbiakan tanaman jagung untuk melengkapi laporannya.   
Wacana di atas termasuk wacana yg tidak kohesif. Penggunaan kata ganti dia  kepada kalimat tersebut tidak jelas mengacu kepada Udin alias Siti. Wacana tersebut menjadi kohesif apabila kata ganti dia diganti dengan mereka.

b. Koherensi 
 
Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan bersama gagasan, fakta bersama ide  menjadi suatu untaian yg logis sehingga bergolak lekeh memahani pesan yg dikandungnya. Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yg satu dengan bagian yg lainnya sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna yg utuh. 

Contoh:
Pak Gani memilih bertanam singkong di ladangnya. Ladang Pak Gani cukup luas. Pak Gani bertanam singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong cukup tinggi. Daun singkong boleh dijual untuk dimasak sebagai sayur. Di samping itu, umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat.  

Wacana di atas adalah wacana yg koheren karena terdapat kesatuan makna kalimat-kalimat yg ada di dalamnya.

Contoh Idiom, Pameo, Bersama Peribahasa

Dalam berkomunikasi sehari-hari kita sering menyampaikan gagasan, pikiran,  beserta pendapat menggunakan bahasa kias sehingga unsur-unsur bahasa yg terdapat dalam kalimat tidak lagi ditafsirkan dengan makna unsur-unsur yg membentuk kalimat itu. Pilihan kata yg ditafsirkan itu terdapat dalam idiom, pameo, peribahasa, beserta gaya bahasa. Gaya bahasa dibahas dengan bagian sastra. Berikut ini kita atas membahas idiom, pameo, beserta peribahasa.  
 

a. Idiom

Idiom adalah pola-pola struktural yg menyimpang dari kaidah-secara bahasa yg umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis alias secara gramatikal, dengan bertumpu dengan makna kata-kata yg membentuknya (Gorys Keraf, 2010: 109).  

Contoh:
buah bibir = jadi pembicaraan
tinggi hati = sombong   

b. Pameo  
 
Pameo adalah gabungan kata yg mengandung dorongan semangat yg biasanya dipakai untuk semboyan-semboyan. Selain itu, idiom juga dipakai untuk menghidupkan suasana.  

Contoh:
Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit.
Patah tumbuh hilang berganti.  


c. Peribahasa
 
Peribahasa adalah suatu kiasan bahasa yg berupa kalimat alias kelompok  kata yg bersifat padat, ringkas beserta berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip, beserta aturan tingkah laku. Susunan kata dalam peribahasa bersifat tetap beserta tidak bisa diubah.  

Arti  Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.  
Artinya: Mengerjakan sesuatu harus sampai selesai.  

Kalah jadi abu menang jadi arang.
Artinya: Sama-sama rugi.

Contoh Generalisasi, Spesialisasi, Ameliorasi, Peyorasi, Sinestesia, Bersama Asosiasi

Perubahan makna dalam suatu bahasa sangat mungkin gerah berdiri sesuai  dengan perkembangan pemikiran masyarakat bersama perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan makna kata terjadi karena adanya perkembangan dalam ilmu bersama teknologi,  perkembangan  sosial  dan  budaya,  adanya  perbedaan  bidang pemakaian, adanya asosiasi makna, pertukaran tanggapan indera, adanya penyingkatan, akibat terjadinya proses gramatikal, serta pengembangan istilah. 
Jenis perubahan makna tersebut antara lain sebagai berikut.  

a. Meluas (Generalisasi)
Perubahan makna meluas adalah gejala yg terjadi dengan sebuah kata ataupun leksem yg dengan mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain (Abdul Chaer, 2009: 140).   

Contoh pemakaian dalam kalimat.  
a) Saya mempunyai seorang saudara (sekandung).
b) Ia masih saudara saya di kampung (sepertalian darah)
c)  Pesan singkat Saudara sudah saya terima (orang yg sederajat)
d) Kami mengumpulkan sumbangan untuk saudara-saudara yg mengalami  musibah gempa bumi di Sumatera Barat (kesamaan asal-usul)


Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI

b. Menyempit (Spesialisasi)  
Perubahan makna menyempit adalah gejala dengan sebuah kata yg mulanya mempunyai cakupan makna yg cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya dengan sebuah makna saja.

Misalnya kata sarjana yg dengan mulanya berarti ’orang yg pandai’ ataupun ’cendekiawan’, kemudian hanya berarti ‘orang yg lulus perguruan tinggi’  


c. Peninggian (Ameliorasi)
Peninggian ataupun ameliorasi yaitu kecenderungan untuk menghaluskan atau  meninggikan makna kataagar lebih halus ataupun lebih tinggi maknanya dari kata yg digantikannya.

Misalnya, kata pramuniaga untuk menggantikan ungkapan penjaga toko, kata bui untuk menggantikan kata penjara.  


Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI

d. Penurunan (Peyorasi)
Penurunan ataupun peyorasi  berasal dari bahasa Latin pejor, yg berarti jelek, buruk. Jadi, penurunan makna ataupun peyorasi adalah perubahan makna kata lebih rendah/kasar daripada makna semula. Dengan kata lain, makna dulu lebih rendah dari makna sekarang. Penurunan  ini biasanya dilakukan orang dalam situasi tidak ramah, untuk menunjukkan kejengkelan, ataupun melebihlebihkan.  

Misalnya, ungkapan masuk kotak dipakai untuk mengganti kata kalah.  

e. Pertukaran (Sinestesia)  
Sinestesia adalah perubahan makna yg terjadi akibat pertukaran tanggapan dua indera yg berbeda.

Contoh:
a) Setelah meraih gelar juara namanya harumsekali. (pendengar-pencium)
b) Perkataan Ani sungguh pedas. (pendengar-perasa)   

F. Persamaan (Asosiasi)
Persamaan adalah makna kata yg timbul karena persamaan sifat antara makna lama dengan makna baru. Makna baru yg timbul merupakan makna kiasan.

Contoh: 
kata kursi, makna lama tempat duduk, makna baru memiliki makna jabatan/ kedudukan.

Penjelasan LENGKAP KLIK DISINI

Contoh Soal Tentang Sinonim, Antonim, Bersama Perubahan Makna

1. Makna konotatif  kata ‘tangan kanan’  adalah ...
a. orang yg dipercaya
b. orang yg tidak dipercaya
c. tangan sebelah kanan
d. Tangan yg bagus

2. Kata ‘ahli’ bersinonim dengan kata ...
a. profesional
b. spesialis
c. pakar
d. besar 

3. Antonim kata ‘tradisional’ adalah ...
a. canggih
b. modern
c. kuno
d. mutakhir

4. Contoh kata yg mengalami penyempitan makna yaitu ...
a. putri
b. benih
c. sastra
d. ibu

5. Contoh kata yg mengalami perluasan makna adalah ...
a. gadis
b. bapak
c. ulama
d. tukang

6. Dia ditahan di lembaga pemasyarakatan.
Kata ‘lembaga pemasyarakatan’ kepada kalimat merupakan kata yg maknanya mengalami ...
a. perluasan
b. penyempitan
c. peninggian
d. penurunan

7. Oknum pegawai Bea dengan Cukai tertangkap tangan oleh petugas Bea dengan Cukai.
Kata ‘oknum’ kepada kalimat di atas merupakan kata yg maknanya mengalami ...
a. perluasan
b. penyempitan
c. peninggian
d. penurunan

8. Kata khusus dari kata umum ‘penjahat’ adalah ...
a. pencopet
b. perampok
c. penjara
d. perompak

9. Contoh kata yg termasuk kata kajian adalah ...
a. modern
b. hasil
c. motivasi
d. stadium

Pengertian Kepada Tujuan Menyimak Menurut Beberapa Ahli

a. Pengertian Menyimak 
 
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :

1) Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau  pesan serta memahami makna komunikasi yg sudah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran alias bahasa lisan (Tarigan:1994).  
 

2) Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak becus pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dengan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan:1994).

3) Menyimak adalah suatu proses yg mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dengan mereaksi atas makna yg terkandung di dalamnya (Tarigan:1994).    


Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dengan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yg diperdengarkan untuk memperoleh informasi dengan memahami isi yg disampaikan bunyi tersebut.

b. Tujuan Menyimak

Tujuan utama  dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, alias menghayati pesan, ide, gagasan yg tersirat dalam bahan simakan.

1) Mendapatkan Fakta
 
Pengumpulan fakta becus dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta alias informasi melalui menyimak becus berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. 

2) Menganalisis Fakta 
 
Fakta alias informasi yg sudah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur fakta, sebab dengan akibat apa yg terkandung di dalamnya. Apa yg disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan alias pengalaman menyimak dalam bidang yg relevan.

3) Mengevaluasi Fakta 
 
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi faktafakta  yg disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain : Benarkah fakta yg diajukan? Relevankah fakta yg diajukan? Akuratkah fakta yg disampaikan?

Apabila fakta yg disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman, dengan pengetahuan penyimak maka fakta itu becus diterima.

4) Mendapatkan Inspirasi
 
Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yg tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, alias inspirasi guna pemecahan masalah yg sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yg isnpiratif, sugestif dengan penuh gagasan orisinal. 

5) Menghibur Diri 
 
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, alias percakapan untuk menghibur diri. Sasaran yg mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yg kocak seperti yg dibawakan Grup Srimulat.

6) Meningkatkan Kemampuan 
 
Berbicara Tujuan menyimak yg lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara, antara lain dengan cara: mengorganisasikan bahan pembicaraan, memikat perhatian pendengar, serta memulai dengan mengakhiri pembicaraan.

Monday, October 28, 2019

Teknik-Teknik Menyimak Untuk Siswa Sekolah Dasar

Untuk meningkatkan kemampuan menyimak kepada kering pelajar sekolah sekolah dasar, ada beberapa teknik yg perlu ditempuh (Tarigan: 1993) yaitu:  

1) Teknik loci (Loci System)  
 
Salah satu teknik mengingat yg paling tradisional adalah teknik loci. Teknik ini kepada dasarnya memberikan cara mengingat pesan dengan memvisualisasikan dalam benak kita materi yg harus diingat.Teknik ini dilakukan dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yg serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yg ada di sekitar kita lalu mencocokkan hal-hal yg bakal diingat dengan lokasi-lokasi tersebut.   
 
 
2) Teknik penggabungan (link system)  
 
Teknik ini memberikan gagasan tentang cara mengingat, yaitu dengan menghubungkan pesan pertama yg bakal diingat dengan pesan ke dua, ke tiga, lalu seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imajiimaji  tertentu yg perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya kelupaan kepada pesan pertama (pesan yg bakal dimata-rantaikan), Anda pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan lokasi yg bakal mengingatkan Anda kepada item tadi.   

3) Teknik Fonetik (phonetic system)
 
Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetis, lalu kata-kata yg mewakili bilangan-bilangan tadi serta bunyi-bunyi, dengan pesan yg bakal diingat.  

4) Teknik Pengelompokan Kategorial  
 
Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian yg beroleh digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru dengan cara memberikan struktur baru kepada informasi-informasi tadi.  

5) Teknik Pemenggalan  
 
Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan yg panjang. Contohnya, Apabila  mendengar orang menyebutkan nomor telepon, misalnya 6651814, maka agar kering limpah mengingatnya kita memenggal, kelompok angka itu menjadi 665-18-14, alias 66-51-814 lalu sebagainya.  

6) Teknik  Konsentrasi  
 
Berkonsentrasi kepada pesan yg dikirimkan oleh pembicara merupakan kesulitan utama yg dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya berkomonikasi dalam rentang waktu yg terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang lalu tidak merespon kepada satu rangsang saja.  

Cara Meningkatkan Daya Simak Kepada Anak

Untuk meningkatkan daya simak, ada beberapa cara yg becus dilakukan (HG Tarigan; 1986).

1) Menyimak konversasif
 
Untuk perbaikan serta kemajuan dalam menyimak konversasif maka becus dilakukan langkah-langkah berikut ini.
 
a) Menyiapkan siswa dengan baik agar perhatian terfokus dengan apa yg disampaikan.
b) Menyampaikan cara menyimak yg baik.
c) Membuat rekaman bersama menerapkan cara-cara menjadi penyimak yg baik.
d) Mengevaluasi percakapan yg disimak.
e) Memotivasi siswa untuk menilai dirinya sendiri.
f) Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk saling menilai.


2) Menyimak Apresiatif
 
Dalam upaya mencoba meningkatkan serta mengembangkan kemampuan siswa dalam menyimak, maka berikut ini ada beberapa langkah yg becus dilakukan.
 
a) Membuat rekaman cerita bersama puisi yg digemari oleh siswa, kemudian siswa  mendiskusikan cerita maupun puisi tersebut dalam kelompok.
 
b) Menceritakan tentang pemandangan yg disenangi oleh siswa.
 
c) Siswa secara bergiliran menceritakan kembali apa yg sudah dibacanya.
 
d) Menceritakan kembali apa yg disimak dari radio maupun TV.
 
e) Memilih salah satu topik yg menarik untuk disimak kemudian memberikanpenjelasan mengapa topik itu dipilih untuk disimak.
 
f) Membuat lembar penilaian  untuk penilaian penyimakan dari radio maupun TV.
 
g) Membentuk panitia untuk memberikan pengumuman dengan suatu lomba menyimak.

3) Menyimak Eksplorasif

Untuk meningkatkan menyimak eksplorasif ini maka ada beberapa hal yg becus dilakukan.

a) Untuk memperluas bersama memahami makna kata, sebelum menyimak para siswa becus membaca kata-kata tertentu yg sudah dituliskan di papan tulis. Mereka bakal memahami makna dengan memperhatikan konteks pemakaian kata-kata tersebut dalam bahan simakan.

b) Setelah menyimak suatu petunjuk yg dibacakan satu kali, siswa disuruh melakukannya, misalnya; eksperimen sesuai dengan bahan simakan.

c) Setelah menyimak suatu petunjuk, maka siswa disuruh menuliskannya sesuai dengan apa yg disimak.

d) Siswa menyimak informasi baru  mengenai suatu topik. Cara yg baik membantu siswa dalam menyimak informasi  adalah mereka menyimak dengan menyiapkan pertanyaan maupun masalah yg sudah dimiliki. Untuk mengetahuinya guru becus mengajukan berbagai pertanyaan.
 
4) Menyimak Konsentratif

Dalam menyimak konsentratif ini ada beberapa cara yg becus ditempuh.
a) Permainan sederhana dengan melibatkan siswa dengan cara mengulangi apa yg sudah dikatakan dalam pernyataan-pernyataan kumulatif siswa sebelumnya.

Contoh:
Ani : “Saya membeli buku.”
Ana : “Saya membeli buku bersama pensil.”
Ina : “Saya membeli buku, pensil, bersama penggaris.”
Ida : “Saya membeli buku, pensil, penggaris, bersama penghapus.”


Permainan ini berlangsung terus selama daftar komulatif lengkap bersama dalam susunan yg benar.

b) Mempantomimkan suatu cerita (tiga maupun empat adegan) yg sebelumnya sudah disampaikan secara lisan.
c) Menceritakan kembali sesuai dengan hasil simakan.
d) Membuat gambar-gambar sesuai dengan cerita yg disimak. Hal lain yg becus meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak adalah menganalisis  rekaman singkat maupun pidato yg dibacakan oleh guru.

Pengertian Berbicara Lalu Jenis-Jenis Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Beberapa pengertian berbicara dari berbagai pendapat para ahli yaitu:  

1) Bicara adalah bahasa lisan seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara ini bentuk komunikasi yg paling efektif (Suriansyah: 2009).
 
2) Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yg dipergunakan untuk berkomunikasi langsung secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2006).  
 
 
3) Berbicara adalah berkata; bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan bersama sebagainya ataupun berunding (Moeliono, dkk.;1998).

Berdasarkan penjelasan pakar di atas tentang pengertian berbicara, maka becus diambil kesimpulan berbicara adalah keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi ataupun kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan,  bersama perasaan.

b. Jenis-jenis Kegiatan Berbicara  

Berbicara terdiri atas berbicara formal bersama berbicara informal. Berbicara informal meliputi:  bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon, bersama memberi petunjuk. Sedangkan berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah, pidato, wawancara, bersama bercerita (dalam situasi formal).  

Pembagian ataupun klasifikasi seperti di atas bersifat luwes. Artinya, situasi pembicaraan yg mau menentukan suasana formal bersama suasana informalnya. Misalnya: penyampaian berita ataupun memberi petunjuk becus juga bersifat formal coba berita itu ataupun pemberian petunjuk itu berkaitan dengan situasi formal, bukan penyampaian berita antarteman ataupun bukan pemberian petunjuk kepada orang yg tersesat di jalan. 

Bila dikaitkan dengan pembelajaran di SD kelas tinggi, maka peran guru  dalam pembelajaran keterampilan berbicara sangat penting bersama perlu adanya pemikiran kreativitas guru bersama kebijakan guru dalam melayani peserta didik kepada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru perlu menciptakan berbagai pengalaman belajar berbicara agar siswa becus berlatih berbicara.

Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yg harus dikuasai oleh  seorang guru. Jika seorang guru menuntut peserta didiknya becus berbicara dengan baik, sesuai dengan situasinya maka guru harus memberi contoh berbicara yg baik. Guru, di samping harus menguasai teori berbicara juga terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yg baik juga harus becus mengekspresikan pengetahuan yg dikuasainya dalam bahasa lisan yg baik.

Pengertian Beserta Macam-Macam Diskusi

Diskusi 
 
Diskusi adalah salah satu bentuk kegiatan wicara dengan pertukaran pikiran, gagasan, yg terdiri dari dua orang alias lebih secara lisan untuk mencari kesepakatan alias kesepahaman gagasan alias pendapat. Berdiskusi beroleh memperluas pengetahuan lagi banyak pengalaman.   
 

Diskusi dengan melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok, dalam diskusi tersebut dibutuhkan seorang pemimpin yg disebut dengan ketua diskusi. Tugas dari ketua diskusi adalah untuk membuka lagi menutup diskusi, membangkitkan minat para anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yg berdebat, serta mengemukakan kesimpulan dari hasil diskusi.

Macam-macam Diskusi

Adapun macam-macam diskusi adalah sebagai berikut:
 
a) Seminar: Pengertian seminar adalah diskusi yg digunakan untuk mencari kesepakatan alias kesamaan langkah alias pandangan dalam menghadapi suatu persoalan yg sifatnya formal, sehingga para pemrasaran menyediakan kertas kerja alias makalah untuk disajikan.  Para peserta diskusi beroleh diberi kesempatan dalam menanggapi makalah tersebut. Pada akhirnya diskusi moderator beroleh menyampaikan hasil dari pemikirannya. 

b) Sarasehan/Simposium: Pengertian Sarasehan/simposium adalah diskusi yg diselenggarakan untuk membahas mengenai prasaran-prasaran tentang suatu pokok persoalan alias masalah. 

c) Diskusi Panel: Pengertian diskusi panel adalah diskusi yg digunakan untuk memperluas wawasan terhadap suatu masalah yg sedang hangat dengan melibatkan beberapa ahli disiplin ilmu alias profesi untuk bertindak sebagai penulis alias pembicara. Moderator beroleh bertanya langsung kepada panelis untuk menggali pandangan/pendapat. Peserta diskusi diberi kesempatan untuk bertanya alias menanggapi alias menyanggah pendapat dari panelis yg kepada akhirnya diskusi moderator beroleh menyajikan pokok-pokok pikiran hasil diskusi.

d) Konferensi: Pengertian konferensi adalah pertemuan untuk berunding alias bertukar pendapat terhadap suatu masalah yg sedang dihadapi bersama. 

e) Lokakarya: Pengertian lokakarya adalah diskusi alias pertemuan para ahli alias pakar dalam membahas suatu masalah yg berada di bidangnya.

Berdasarkan pembahasan di atas, jadi diskusi merupakan pikiran yg membahas masalah tertentu bertujuan mencari kesepakatan lagi solusi dari masalah. Diskusi memiliki sebuah topik permasalahan yg mau dibahas.