Guruberbahasa.com- METODE SQ3R, MIND MAPPING, KWL
1. Metode SQ3R
Metode SQ3R di bawah ini cocok diterapkan dengan metode membaca untuk menambah ilmu pengetahuan. Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan. Membaca dengan metoda S Q3R terdiri atas lima tahapan proses yaitu :
a. Survey ataupun meninjau
b. Question ataupun bertanya
c. Read ataupun membaca
d. Re - reade ataupun baca ulang
e. Review ataupun kaji ulang
Masing - masing tahap pada metode SQ3R yang disebutkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. S - Survey ; awali dengan survey topik, kemudian pilih yang menarik atau sesuai dengan kebutuhan; Q - Questioning ; buat beberapa pertanyaan apapun yg ingin kita tahu dari topik tersebut; R1 - Read ; baca secara global skimming tentang topik tersebut; R2 - Re - read ; baca ulang hal - hal yang menjadi fokus pertanyaan penting seperti ditetapkan pada langkah 2; dan R3 - Review ; kaji ulang apa yg telah di pelajari untuk memperdalam pemahaman dan bila perlu meng kritisi secara lebih tajam lagi.
2. Metode Mapping atau Mind Mapping.
Mind mapping adalah memetakan ide pokok dari penulis. Metode ini efektif untuk memperoleh gambaran umum ( figuring out ) tentang suatu topik besar misalnya satu buku. Mind mapping dilakukan dengan cara menuliskan ide utama penulis buku dalam s atu lingkaran ataupun diagram, kemudian sub ide utama ditulis di bawah lingkaran ataupun cabang - cabang diagram dengan seterusnya.
3. Metode KWL
Metode ini terdiri dari langkah - langkah sebagai berikut:
a. K - awali dari apa yg sudah tahu (KNOW)
b. W - lanjutkan dengan a pa (WHAT) yg ingin ditahui; dan
c. L - diakhiri dengan menuliskan ataupun mempertajam kembali apa yg telah diketahui ( What we have LEARNED ).
Selain beberapa metode membaca di atas, ada satu teknik khusus untuk membaca cepat. Teknik membaca cepat ( speed) dirancang dan dikembangkan untuk membantu orang - orang yang tergolong super sibuk tapi punya kewajiban membaca yang cukup banyak, seperti para eksekutif dan manajer papan atas. Teknik ini dapat digunakan oleh semua orang dari s emua profesi dan berbagai tingkatan usia. Penerapan teknik membaca cepat ini memberikan banyak keuntungan, antara lain informasi yang diserap jauh lebih banyak dalam waktu membaca lebih singkat.
Memori boleh dilatih untuk menyimpan informasi dengan struktu r yang tertata dan mudah bisa diingat kembali. Keuntungan lainnya, mata terlatih untuk melihat informasi dengan titik pandang yang tetap dengan hasil yg jauh lebih banyak daripada membaca dengan cara biasa. Pada umumnya, orang membaca dengan gerak mata yg terpola mengikuti kata demi kata yg tertulis dengan setiap baris dalam buku. Pola gerak mata yang seperti ini boleh membuat mata cepat lelah karena mata harus bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti arah kata yang tertulis di setiap baris dalam buku. Proses membaca dengan cara seperti ini juga mengakibatkan proses membaca berlangsung lama.
Membaca cepat dengan pola gerak mata yg selalu mengikuti kata demi kata dapat menyebabkan kepala pusing dan tidak mendapat masukan apapun, karena memori dalam otak tak sempat menangkap secara utuh informasi yg disajikan tulisan yg dibaca. Gerak mata pada teknik membaca cepat ( speed reading ) tidak perlu mengikuti kata demi kata pada setiap kalimat dalam sebuah paragraf untuk mengerti sebuah informasi. Pandangan mata difokuskan ( blocking ) dengan paragraf selama beberapa saat, untuk kemudian pindah ke paragraf yang lain. Selama menatap itulah, mata melakukan fiksasi ataupun memahami pesan yg disampaikan dalam kalimat atau paragraf tersebut.
Dengan cara seperti ini dih arapkan waktu membaca menjadi lebih efektif. Baik dari segi waktu, mapun tingkatan penyerapan informasinya. Membaca cepat perlu dilatih terus menerus, karena seiring dengan bertambahnya usia, waktu untuk membaca semakin berkurang dengan adanya kesibukan k erja yang lain. Dengan berlatih terus menerus, cakupan pandangan mata pada tulisan bisa diperluas. Misalnya, mulai dari beberapa baris, kemudian meningkat menjadi satu paragraf dengan beberapa paragraf, sehingga akhirnya dapat mengerti satu halaman buku tanpa harus menggerakkan bola mata mengikuti kata demi kata.
Keterampilan membaca cepat perlu diuji. Pengujian dilakukan terhadap kecepatan membaca dan tingkat serapan (pemahaman) informasinya. Kecepatan membaca dapat diukur dengan jam dan tingkat serapan info rmasi diuji dengan menulis kembali kerangka pikir yang terdapat di dalam buku dengan benar. Kemampuan membaca cepat biasanya diuji dengan tes potensi akademik (TPA) yang menguji kemampuan verbal. Pada penyelenggaraan TPA, peserta tes dituntut menjawab pert anyaan dari isi bacaan dalam waktu yg singkat.
No comments:
Post a Comment