Guruberbahasa.com- JENIS-JENIS MAJAS PENEGASAN DAN CONTOHNYA
1. Majas Klimaks
Majas yg menyatakan beberapa hal berturut-turut beserta makin lama makin meningkat.
Contoh:
a. Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga wali; ki sesepuh ikut antri minyak.
b. Ketua RT, ketua RW, gubernur, bahkan presiden sekali pun tidak berhak mencampuri urusan pribadi.
2. Majas Antiklimaks
Majas yg menyatakan beberapa hal berturut-turut yg makin lama menurun.
Contoh :
a. Semua ukuran baju dari Xl, L, M, hingga S pun tidak muat di tubuhku ini.
b. Jangankan mengambil barangnya, pegang, bahkan melihat pun aku belum pernah.
3. Majas Koreksio
Majas yg mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh:
a. Yang memenangkan lomba itu adalah Emma, eh bukan Eka.
b. Aku pergi ke Bandung sekarang, oh tidak besok.
4. Majas Asindeton
Majas yg mengungkapkan frasa, klausa, kalimat, maupun wacana tanpa kata sambung (konjungsi).
Contoh:
a. Saya datang, saya menang dalam pertandingan itu.
b. Seminar itu membahas masalah narkoba, seks bebas, kriminalitas yg melibatkan para remaja.
c. Politik kepentingan sering memanfaatkan sentimen agama, suku, ras, antargolongan.
5. Majas Interupsi
Majas yg menggunakan sisipan kata maupun frasa ditengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh:
a. Pak Karto, lurah desaku, orangnya sangat baik.
b. Yogyakarta, kota pelajar itu, mulai hari ini menjadi tuan rumah konferensi AFTA.
6. Majas Eksklamasio
Majas yg menggunakan kata-kata seru maupun tiruan bunyi.
Contoh:
a. Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
b. Wow, sungguh luar biasa! Ternyata kamu mampu membuat lukisan sekelas Affandi.
7. Majas Enumerasio
Majas yg membentuk beberapa peristiwa menjadi satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas.
Contoh:
a. Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yg haromonis. Itulah keindahan sejati.
b. Korban meninggal saat itu juga. Motonya hancur lebur. Darah menganak sungai. Mengalir kemana-mana.
8. Majas Silepsis beserta Zeugma
Majas dimana penulis menggunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yg lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh:
a. Ia menundukkan kepala beserta badannya untuk memberi hormat kepada kami.
b. Ia sudah kehilangan topi beserta semangatnya.
9. Majas Apofasis/Preterisio
Majas dimana penulis maupun pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh:
a. Rasanya berat bibir ini untuk mengatakan bahwa kucing kesayangannya agak mati tadi siang karena tertabrak mobil.
b. Reputasi Anda di hadapan para karyawan sangat baik. Namun dengan adanya pemecatan karyawan tanpa alasan saya ingin mengatakan bahwa Anda baru saja menghancurkan reputasi baik itu.
10. Majas Pleonasme
Majas yg menambahkan keterangan dengan pernyataan yg sudah jelas maupun menambahkan keterangan yg sebenarnya tidak dibutuhkan.
Contoh:
a. Mendengar adanya keributan, Pak Bambang turun ke bawah melihat apa yg terjadi.
b. Bergegas aku maju ke depan beberapa langkah.
11. Majas Aliterasi
Majas dengan pengulangan konsonan dengan awal kata secara berurutan
Contoh:
a. Mengalir, menimbu, mendesak, mengepung, memenuhi sukma, menawan tubuh
b. Budi baik bagai bekal bagi kehidupan kita.
12. Majas Paralelisme
Majas yg memakai kata, frase maupun klausa yg kedudukan sama maupun sejajar.
Contoh:
a. Baik golongan yg tinggi maupun golongan yg rendah harus diadili kalau bersalah.
b. Segala kupinta tiada kauberi. Segala tanya tiada kau sahuti.
13. Majas Tautologi
Majas dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a. Kejadian yg terjadi saat ini tidak pernah saya inginkan beserta saya tidak mengharapkannya.
b. Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, beserta bersaudara.
14. Majas Antanaklasis maupun Paronomasia
Majas yg mengandung ulangan kata yg sama dengan makna yg berbeda.
Contoh:
a. Tanggal lima belas Agustus kemarin, gigiku tanggal dua.
b. Bisa ular kobra itu bisa membunuh orang yg digigitnya.
15. Majas Anastrof maupun Inversi
Majas yg dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subjeknya karena lebih diutamakan.
Contoh:
a. Pergilah ia meninggalkan kami, keherenan kami melihat peringainya.
b. Tak terkabul permintaannya.
c. Terpaksa mengemis di jalan bocah itu.
d. Jatuhlah ia dengan suara berdebam keras.
16. Majas Retoris
Mempergunakan kalimat tanya yg sebenarnya tidak memerlukan jawaban. Seringkali kalimat menyatakan kesangsian maupun bersifa mengejek. Dalam bahasa pidato biasanya bukan dimaksudkan untuk bertanya, tetapi menegaskan.
Contoh:
a. Siapa yg tidak ingin kaya?
b. Mana mungkin orang mati hidup kembali?
c. Inikah yg kau namai bekerja?
d. Dapatkan gajah melompat?
17. Majas Elipsis
Majas yg berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yg dengan sederhana bisa diisi maupun ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh:
a. Kami ke rumah nenek. (Predikat “pergi” dihilangkan).
b. Pergilah! (Penghilang subjek “engkau”).
c. Kalau masih belum jelas bakal kuterangkan sekali lagi. (Penghilang objek).
18. Majas Alonim
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Contoh:
a. Dok, apa pasien agak selesai di trepanasi? (“Dok” adalah varian untuk dokter).
b. Bagaimana seandainya pendarahannya tidak kunjung berhenti, Prof?
19. Majas Kolokasi
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yg berdampingan dalam kalimat.
Contoh:
a. Ajaib sekali ucapannya, orang-orang pun patuh padanya.
b. Tatapannya sadis menusuk membuatku ketakutan.
20. Majas Pararima
Majas dengan pengulangan konsonan awal beserta akhir dalam kata maupun bagian kata yg berlainan.
Contoh:
a. Bolak-balik
b. Lika-liku
c. Kocar-kacir
d. Warna-warni
21. Majas Preterito
Majas penegasan yg melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan maupun merahasiakn sesuatu beserta pembaca harus menerka apa yg disembunyikan itu.
Contoh:
a. Tidak perlu kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa penyebab kekacauan itu.
b. Lupakan semua ucapannya, anggap saja angin lalu.
22. Majas Sigmatisme
Majas dengan pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Contoh:
a. Ssst, ini rahasia lho…
b. Ssst, harap diam.
23. Majas Polisindenton
Majas penegasan yg menyebutkan beberapa benda, hal maupun keadaan secara berturut-turut dengan memakai kata penghubung
Contoh:
a. Setelah pekerjaannya selesai, maka berkemas-kemaslah dia siap pulang karena hari sudah mulai gelap, lagipula mendung tanda hari bakal hujan.
b. Ia benar-benar lupa dengan rumah beserta ladangnya, termasuk istri beserta anak-anaknya, beserta segala kewajiban.
a. Siapa yg tidak ingin kaya?
b. Mana mungkin orang mati hidup kembali?
c. Inikah yg kau namai bekerja?
d. Dapatkan gajah melompat?
17. Majas Elipsis
Majas yg berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yg dengan sederhana bisa diisi maupun ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh:
a. Kami ke rumah nenek. (Predikat “pergi” dihilangkan).
b. Pergilah! (Penghilang subjek “engkau”).
c. Kalau masih belum jelas bakal kuterangkan sekali lagi. (Penghilang objek).
18. Majas Alonim
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Contoh:
a. Dok, apa pasien agak selesai di trepanasi? (“Dok” adalah varian untuk dokter).
b. Bagaimana seandainya pendarahannya tidak kunjung berhenti, Prof?
19. Majas Kolokasi
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yg berdampingan dalam kalimat.
Contoh:
a. Ajaib sekali ucapannya, orang-orang pun patuh padanya.
b. Tatapannya sadis menusuk membuatku ketakutan.
20. Majas Pararima
Majas dengan pengulangan konsonan awal beserta akhir dalam kata maupun bagian kata yg berlainan.
Contoh:
a. Bolak-balik
b. Lika-liku
c. Kocar-kacir
d. Warna-warni
21. Majas Preterito
Majas penegasan yg melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan maupun merahasiakn sesuatu beserta pembaca harus menerka apa yg disembunyikan itu.
Contoh:
a. Tidak perlu kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa penyebab kekacauan itu.
b. Lupakan semua ucapannya, anggap saja angin lalu.
22. Majas Sigmatisme
Majas dengan pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Contoh:
a. Ssst, ini rahasia lho…
b. Ssst, harap diam.
23. Majas Polisindenton
Majas penegasan yg menyebutkan beberapa benda, hal maupun keadaan secara berturut-turut dengan memakai kata penghubung
Contoh:
a. Setelah pekerjaannya selesai, maka berkemas-kemaslah dia siap pulang karena hari sudah mulai gelap, lagipula mendung tanda hari bakal hujan.
b. Ia benar-benar lupa dengan rumah beserta ladangnya, termasuk istri beserta anak-anaknya, beserta segala kewajiban.
24. Majas Repetisi
Majas perulangan bunyi, suku kata, kata maupun bagian kalimat yg dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yg sesuai.
Contoh:
a. Bukan uang, bukan mobil, bukan rumah mewah yg aku harapkan dari ayah beserta ibu. Aku hanya ingin ayah beserta ibu ada di sini. Aku hanya ingin perhatian. Hanya itu, tidak lebih.
b. Perusahannya berkembang beserta terus berkembang
Contoh:
a. Bukan uang, bukan mobil, bukan rumah mewah yg aku harapkan dari ayah beserta ibu. Aku hanya ingin ayah beserta ibu ada di sini. Aku hanya ingin perhatian. Hanya itu, tidak lebih.
b. Perusahannya berkembang beserta terus berkembang
No comments:
Post a Comment