Membedakan makna kering simbolis – denotatif
Kata kepada umumnya mengacu kepada pengertian dasar (denotasi) tertentu. Kata wanita, misalnya, memiliki makna dasar perempuan. Karena pandangan, tertentu, kata wanita diberi nuansa makna modern, rambut pendek, berani, kritis, beserta lain-lain.
Makna tambahan seperti itu disebut konotasi. Kata-kata yg bermakna denotatif tepat digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Pembaca tidak bagi menangkap informasi lain, kecuali yg tersurat. Sebaliknya, katakata yg bermakna kering simbolis biasanya digunakan dalam karya sastra, khususnya puisi.
Hal itu terjadi karena penyair sering ”menitipkan” perasaan, penilaian, beserta penghargaannya secara tersirat. Ada kata yg berkonotasi positif (mengandung nilai rasa tinggi, halus, mulia, sopan, terpelajar, beserta sebagainya) serta ada yg berkonotasi negatif (mengandung nilai rasa rendah, kasar, hina, tidak sopan, bodoh, beserta sebagainya).
Tentukan makna kata yg dicetak miring kepada kalimat berikut!
1. Ini sekolah, bukan madrasah.
2. Roti ini berbau, jangan kamu makan!
3. Rakyat harus dididik supaya tahu adat sopan santun.
4. Ia sudah gugur sekitar 60 tahun yg lalu di Ambarawa.
5. Di tengah perjalanan kami dihadang oleh gerombolan tak dikenal.
2. Roti ini berbau, jangan kamu makan!
3. Rakyat harus dididik supaya tahu adat sopan santun.
4. Ia sudah gugur sekitar 60 tahun yg lalu di Ambarawa.
5. Di tengah perjalanan kami dihadang oleh gerombolan tak dikenal.
6. Dia sudah pernah berpulang ke rahmatullah.
7. Polisi menembak seorang preman hingga tewas.
8. Karyawan pabrik mendapat jaminan kesehatan.
9. Badan langsing menjadi dambaan remaja putri.
10. Akhir-akhir ini banyak karyawan yg di-PHK.
7. Polisi menembak seorang preman hingga tewas.
8. Karyawan pabrik mendapat jaminan kesehatan.
9. Badan langsing menjadi dambaan remaja putri.
10. Akhir-akhir ini banyak karyawan yg di-PHK.
Membedakan makna kias beserta lugas
Makna kias beserta makna lugas dibedakan atas langsung tidaknya acuan. Kata kursi, misalnya, mengacu kepada mengacu kepada tempat duduk yg berkaki beserta bersandaran. Konsep itu merupakan makna lugas dari kata kepala beserta bagian tubuh di atas leher makna lugas kata kursi.
Dengan demikian, makna lugas itu wajar, apa adanya, beserta tanpa mendapatkan konotasi arti tertentu. Lain halnya dengan makna kias. Makna kias itu bukan makna sebenarnya, melainkan makna ibarat alias makna perbandingan.
Surat resmi, surat dinas, tata tertib, peraturan, undang-undang, beserta tulisan ilmiah, umumnya disusun dengan kata-kata yg bermakna lugas. Pada tulisan-tulisan tersebut, penulis tidak ingin tulisannya ditafsirkan lain.
Tentukan lugas beserta kiaskah makna kata yg tercetak miring kepada pernyataan berikut!
1. Dagelan Oke sekadar mengikuti jejak ketoprak humor.
2. Pengunjung dihibur oleh pelawak kondang dari ibu kota.
3. Uraiannya panjang lebar hanya ditanggapi sebagai dongeng belaka.
4. Syair tidak selalu fiktif, ada juga yg berisi cerita faktual. Syair Singapura Dimakan Api, misalnya.
5. Dalam dunia tarik suara, ia sudah banyak makan asam garam.
6. Urusan politik bukan menjadi beban kita, bukan?
7. Sejak gagal melakukan rekaman di ibu kota ia berubah akal.
8. Akar persoalannya terletak kepada kemampuan diri mereka sendiri.
RANGKUMAN
a. Makna denotatif merupakan makna dasar yg bebas dari emosi beserta penilaian. Makna yg ditambahkan karena emosi alias penilaian kepada makna denotatif disebut makna konotatif. Ada kata yg berkonotasi positif (mengandung nilai rasa tinggi, halus, mulia, sopan, terpelajar, beserta sebagainya) beserta ada yg negatif (mengandung nilai rasa rendah, kasar, hina, tidak sopan, bodoh, beserta sebagainya).
b. Makna kias beserta makna lugas dibedakan atas langsung tidaknya acuan. Makna lugas itu wajar, apa adanya, sesuai konsep, referensi, hasil pengukuran, pembatasan, beserta tanpa mendapatkan tambahan arti tertentu. Lain halnya dengan makna kias. Makna kias itu bukan makna sebenarya, melainkan makna ibarat alias makna perbandingan.
No comments:
Post a Comment