Guruberbahasa.com- Contoh Ringkasan Novel Harimau-Harimau
HARIMAU-HARIMAU
Novel ini mengisahkan tujuh orang pendamar di hutan damar dekat danau Bantau, Sumatera. Mereka adalah: Pak Haji, Buyung, Sanip, Talib, Pak Balam, Sutan, dan Wak Katok yang merupakan pemimpin rombongan karena ia seorang guru silat bersama memiliki mantera. Di hutan mereka menginap di gubug Wak hitam, seorang ahli ilmu gaib dan sihir berusia 70 tahun.
Wak Hitam sering tinggal di gubug peristirahatannya itu bersama Siti Rubinah, istri keempatnya yang muda belia. Melihat istri Wak hitam, banyak pendamar tergoda oleh kecantikannya. Pada suatu hari ketika Siti Rubiah sedang mandi di sungai, Wak Katok mengintipnya dan berusaha menyeretnya ke semak. Buyung yang sudah punya tunangan pun jatuh cinta pada Siti Rubiah. Siti Rubiah yang menderita hidup dengan Wak Hitam menyambut cinta Buyung.
Mereka menjalin hubungan mesra. Dalam perburuannya para pendamar mendapat seekor kijang yang sebenarnya sudah diincar harimau tua. Karena mangsanya diambil, harimau itu marah. Pada hari berikutnya, harimau itu menerkam Pak Balam hingga luka parah. Merasa ajal agak dekat, Pak Balam berpendapat bahwa harimau itu adalah utusan Tuhan untuk membalas dosa yang diperbuat, maka ia pun mengakui dosa karena telah membiarkan Wak katok merampok, membunuh bersama memperkosa.
Pendapat Pak Balam ini menimbulkan konflik di antara para pendamar. Satu pihak menuntut agar masing-masing orang mengaku dan bertobat atas dosa-dosanya, pihak lain tidak mau karena dosa adalah tanggung berbahaya balas pribadi masing-masing. Giliran berikutnya Talib diterkam harimau dan meninggal.
Maka mereka pun memutuskan untuk memburu harimau itu. Ketika bertemu dengan harimau buruannya, Wak Katok yang membawa senjata dan memiliki mantera ternyata tidak dapat berbuat apa-apa. Dari peristiwa ini terungkap bahwa Wak katok adalah pengecut dan penipu. Merasa rahasianya telah terbongkar, Wak katok berencana membunuh teman- temannya.
Di antara mereka terjadilah perseteruan memperebutkan senjata. Pak Haji tertembak dan meninggal, namun Wak Katok dapat dilumpuhkan lalu diikat untuk umpan harimau. Ketika harimau datang hendak memangsa Wak Katok, Buyung segera menembaknya tepat di kepala, bersama harimau itu pun tersungkur. Buyung sadar bahwa untuk keselamatan bersama, harimau dalam diri masing-masing, yakni kezaliman, kemunafikan bersama egoisme, harus dibunuh dulu.
Buyung merasa lega karena telah terbebas dari cengkeraman tahyul dan mantra serta jimat palsu. Buyung dan Sanip segera meninggalkan hutan damar itu bersama menyerahkan Wak Katok kepada polisi karena ia telah membunuh Pak Haji, dan memperbuat kejahatan-kejahatan lain yang terungkap selama dalam cekaman maut oleh harimau.
Sumber: Bahasa bersama Sastra Indonesia SMK
No comments:
Post a Comment